29. The Angel

1.4K 179 182
                                    

"You are my savior angel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"You are my savior angel." —Elang Ksatria Ganendra


Happy Reading


Hari ini seperti kemarin, Gabriella berkunjung ke rumah sakit untuk menemani Elang yang masih dirawat. Dia izin untuk tidak bekerja. Sebenarnya bukan dirinya yang meminta izin, Elang yang berbicara pada pemilik kafe agar dia tak bekerja untuk beberapa hari karena menemaninya.

Gabriella tak keberatan sedikit pun, lagipula dia juga kasihan dengan Elang. Cowok itu menolak Miranda yang ingin menjaganya. Tak habis pikir dengan Elang yang masih saja menyimpan dendam.

Dibukanya pintu ruangan itu dan diperlihatkannya sosok lelaki tengah memunggunginya dan berdiri menghadap Elang. Elang nampak damai dengan alam bawah sadarnya dan sosok laki-laki itu terus memandangi Elang.

"Siapa?" Gabriella berjalan mendekat membuat laki-laki itu membalikkannya badannya.

"Tristan?" Gabriella mengernyitkan keningnya. "Kok lo disini?"

Tidak bermaksud apa-apa, Gabriella hanya bingung mengapa Tristan berada disini seorang diri? Jika sudah dibebaskan mengapa tidak berkunjung bersama yang lainnya.

"Gue cuman mau ngecek keadaan Elang. Ternyata dia malah enak-enakan molor." Tristan terkekeh kecil.

Gabriella hanya mengangguk seraya pandangan matanya beralih pada Elang. Tangannya bergerak menarik selimut sampai sebatas dada cowok itu. Semuanya tak luput dari tatapan Tristan.

"Gimana yang lainnya? Baik-baik aja kan?" tanya Gabriella.

"Yang pastinya gak baik. Dari kemarin di kantor polisi, pengap banget," jawab Tristan.

Gabriella meresponnya dengan tawa kecil. Dapat diduga jika mereka semua memanggil pengacara handal untuk meringankan hukuman. Terlahir dilingkungan yang memadai membuat mereka sangat beruntung.

"Selamat sore semua!" suara Jay terdengar sangat jelas. Teman-teman Elang datang dengan sangat rusuh.

"Lah kapan datangnya lo, Tan?"

"Berisik! Lo liat noh si Bos lagi bobo cantik, bisa di amuk nanti," kata Gavin dengan menyikut lengan Jay.

"Liat cewek cantik di medsos
Bikin hati jadi grogi
Tidur yang nyenyak bos
Jangan sampai bangun lagi."

"Pilih kaki atau tangan?" tiba-tiba Elang membuka matanya dan berbicara. Dia tipe orang yang mudah terusik. Tidak bisa mendengar suara sedikitpun ketika tidur, jika begitu ia akan terbangun.

Jay terbatuk-batuk. Bulu kuduknya berdiri mendengar suara Elang. Pilih kaki atau tangan? Tidak keduanya. Masa iya harus ditebas.

"Canda Bos." Jay melompat duduk di samping Elang dan merangkul bahunya. Elang hanya terkekeh geli, dia juga hanya bercanda.

GABRIELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang