20. Kompleksitas

1.6K 228 210
                                        

"Jatuh cinta itu manusiawi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jatuh cinta itu manusiawi."


Happy Reading


Hampir satu jam Elang menunggu Gabriella di depan ruang ICU. Sedari tadi jantungnya tidak bisa berdetak dengan tenang, dia terus saja bergemuruh membuat Elang frustasi. Tatapannya terus tertuju pada pintu ruangan yang tertutup rapat, berharap seorang dokter akan keluar dari dalam sana dan menyampaikan berita baik.

Tubuh Elang kedinginan, dia sangat butuh kehangatan, tapi saat ini yang sangat-sangat dia butuhkan adalah kabar kondisi Gabriella.

Untuk kesekian kalinya Gabriella menyelamatkan nyawanya. Kali ini Gabriella menyelamatkannya dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri. Insting Gabriella terlalu kuat untuk Elang. Dirinya seakan-akan bisa merasakan apa yang nantinya akan terjadi pada Elang.

Firasatnya tak pernah meleset. Entah hanya sebuah kebetulan atau memang jiwa Gabriella dan Elang ditakdirkan untuk bersama.

Elang menoleh ke samping dimana teman-temannya tengah berjalan menghampirinya.

"Gimana udah ketangkep?"

"Maaf Lang, kita gagal."

"Gimana bisa gagal?! Kalian berlima sedangkan dia sendirian." Elang bangkit dari tempat duduknya dan langsung mencengkeram erat kerah jaket Gavin.

"Lo tuh gak becus!" Elang berkata sarkas.

"Tenang Lang, ini di rumah sakit." Jeha berusaha menjauhkan Elang dari Gavin.

"Diem lo!" Jeha langsung mundur kala Elang membentaknya.

"Lo yang diem!" Aksa maju dan langsung mendorong tubuh Elang kebelakang. "Kita dateng bukannya disambut malah di amuk. Ini rumah sakit, jaga sikap lo."

Elang berdecih. "Nangkep satu orang aja gak bisa. Payah."

Bugh!

Elang mendapatkan bogeman di pipi dari Aksa. "Lo seharusnya bisa ngehargain kita Lang. Kita udah berusaha ngejar dia. Dia cerdik, karena pakai mobil, dia milih masuk ke jalan tol alhasil kita gak bisa ngejar dia. Lagipula di luar hujan." Aksa merasa marah karena mendapat hinaan dari Elang.

Elang meraup wajahnya kasar. Kenapa dia seemosional ini. Teman-temannya seakan menjadi pelampiasan amarahnya. Elang sebetulnya tidak tahu apa yang sedang terjadi di dalam dirinya, melihat keadaan Gabriella membuat Elang sangat marah.

Marah, karena dirinya tiap kali dilindungi oleh perempuan. Elang tidak suka akan hal itu. Seharusnya laki-laki lah yang melindungi perempuan bukan sebaliknya. Selain itu Elang tidak suka dilindungi karena dia bukan seseorang yang lemah.

"Lo itu sebenarnya kenapa?! Tiba-tiba marah gara-gara tuh cewek. Lo benci kan sama dia?" Gavin ikutan kesal sendiri.

"Lo gak lihat dia lagi kenapa?! Dia didalem gara-gara nyelametin gue. Gue—"

GABRIELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang