25. An Unsolved Mystery

1.4K 185 311
                                    

"Tentang kebenaran yang begitu pintar bersembunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tentang kebenaran yang begitu pintar bersembunyi."



Happy Reading




Semalam Elang tidak dapat tidur karena terus memikirkan siapa sebenarnya pelaku dari semua peristiwa yang selama ini dia alami. Motor besarnya mengantarkannya ke markas, memilih bolos sekolah.

Dia memarkirkan motornya di depan wargoy. karena belum sempat sarapan, Elang berniat membeli nasi bungkus di wargoy. Disapanya Mbak Ayu yang tengah mengelap meja sambil menggoyangkan pinggulnya.

"Kok kesini mas, gak sekolah?" tanya Mbak Ayu.

"Bolos Mbak."

"Aduh-aduh mas Elang sama mas Tristan mung padha."

"Tristan ada disini juga mbak?"

"Ada mas, orangnya lagi di dalem markas."
Elang mengangguk, bibirnya berbentuk 'o'.

"Mbak nasi bungkusnya satu sama teh anget, ya."

"Siap mas, tunggu sedhela, yo."

Elang memakan nasi bungkus yang sudah diberikan oleh Mbak Ayu lalu menyantapnya, setelah makanannya habis, dia membayar pesanannya tadi dan memilih masuk kedalam markas menemui Tristan. Cowok itu tengah memukuli samsak dengan penuh semangat hingga peluh membanjiri tubuhnya.

"Selow aja Tan, masih pagi." Elang duduk di sofa dengan kaki kanan naik ke atas paha kirinya. Kondisi markas masih berantakan, tapi itu tidak masalah bagi Elang.

"Kenapa lo?" tanya Elang karena tak kunjung mendapat balasan dari Tristan.

"Gak pa-pa." Tristan masih memukuli samsak di depannya.

"Ada masalah?" Elang berjalan menghampiri Tristan, dia yakin sahabatnya sedang ada masalah. Tidak biasanya Tristan seperti ini.

"Sedikit."

Elang tersenyum, lalu menepuk kencang bahu Tristan. "Berantem sama gue, ayo. Mukulin samsak doang gak akan ada abisnya."

Tristan menggelengkan kepalanya. "Mending mukulin samsak deh gue daripada masuk rumah sakit gara-gara ribut sama lo." Tristan belum apa-apa sudah angkat tangan. Dia tahu akan berakhir seperti apa nantinya.

Elang tertawa sambil geleng-geleng kepala. Temen-temennya tidak ada yang pernah mau diajak duel dengannya kecuali Gavin dan Aksa.

"Nyantai aja, gue gak pakai kekuatan super palingan kekuatan penuh."

"Sama aja dodol!"

GABRIELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang