30. Kisah dan Waktu

1.4K 185 274
                                    

"Jangan sepelekan hal yang kecil, karena sesuatu yang besar itu berasal dari hal-hal yang kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan sepelekan hal yang kecil, karena sesuatu yang besar itu berasal dari hal-hal yang kecil."


Happy Reading



"Udah siap?" tanya Raka pada Gabriella yang baru saja keluar dari rumahnya. Seperti janjinya, Gabriella dan Raka akan berjalan-jalan hari ini. Entah kemana. Sebenarnya Gabriella tidak mau, tapi, ya, sudahlah.

"Hm." Gabriella memakai helmnya lalu naik keatas motor Raka dengan mengabaikan tangan Raka yang terulur untuk membantunya naik.

Raka hanya bisa tersenyum pasrah, lalu dia mulai menjalankan sepeda motornya saat Gabriella sudah duduk dengan nyaman. Saat di lampu merah Raka memberhentikan motornya. Mata Gabriella menatap ke penjuru arah, lalu ia tak sengaja melihat seorang anak laki-laki dan perempuan sedang mengaduk-aduk tong sampah di pinggir jalan seperti sedang mencari sesuatu.

Gabriella mengernyitkan keningnya kala anak laki-laki itu ingin memakan sebuah roti yang dia dapatkan dari dalam tong sampah. Gabriella langsung turun dari atas motor Raka dan berlari menghampiri anak tersebut.

"Gabriella!" teriak Raka saat Gabriella turun begitu saja.

Lampu lalu lintas sudah berubah menjadi hijau. Raka mau tidak mau melajukan motornya, dan ia mengemudikan kendaraannya ke arah Gabriella.

"Jangan dimakan." Gabriella mengambil roti yang berada di tangan anak laki-laki itu.

Anak laki-laki itu nampak terkejut dengan kedatangan Gabriella yang sangat tiba-tiba, begitu juga dengan anak perempuan tersebut.

Anak laki-laki itu menatap Gabriella tidak suka. "Kakak ngapain sih?!" ia merebut kembali roti yang dipegang oleh Gabriella.

"Kamu mau makan roti bekas ini?" tanya Gabriella sambil berjongkok di hadapan mereka.

"Kenapa memangnya?" jawab anak perempuan tersebut yang sepertinya umurnya lebih muda dari anak laki-laki itu.

Gabriella tersenyum menatap keduanya. Mereka nampak jelas seperti anak jalanan yang tidak terurus, bahkan baju yang mereka kenakan sudah tidak layak untuk dipakai, sobek sana-sini.

"Roti ini kotor. Kalian tahukan kalau roti ini dari tong sampah, jadi tidak layak untuk dimakan." Gabriella mengambil kembali roti yang dipegang oleh anak laki-laki itu.

"Suka-suka kita dong kak. Kita itu lapar dan butuh makanan," balas anak laki-laki itu dengan nada yang marah.

"Ngapain sih La?" tanya Raka setelah meletakkan motornya di pinggir jalan dan menghampiri Gabriella.

"Bentar Rak," jawab Gabriella. Ia kembali menatap anak kecil dihadapannya.

"Kalian lapar?" tanya Gabriella dengan lembut.

"Iya," jawab anak perempuan itu dengan lugu.

"Kalian ikut kakak yuk, kita cari makanan, nanti kakak yang traktir," ujar Gabriella sambil tersenyum hangat.

GABRIELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang