"Banyak yang keras kepala dalam mengejar jalan yang telah mereka pilih, hanya sedikit yang mengejar tujuan." —Friedrich Nietzsche
Happy Reading
Setelah pulang sekolah Elang dan Raka pergi menyusul orang tuanya Doni dan Miranda yang sedang berada di sebuah butik ternama di daerah Jakarta. Butik yang sangat terkenal dengan fashion nya yang mewah dan berkelas.
Lima hari lagi adalah hari pernikahan Doni dan Miranda. Elang masih tetap tidak terima jika papanya menikah dengan Miranda, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa, keputusan papanya tidak bisa di ganggu gugat.
Elang dan Raka duduk di sofa yang telah disediakan oleh pihak butik. Mereka sibuk dengan ponselnya masing-masing, sedangkan Doni dan Miranda memilih pakaian yang akan mereka kenakan saat di hari pernikahan nanti.
"Mas bagusan yang ini atau ini?" tanya Miranda pada Doni sambil menunjukkan dua gaun berbeda model yang berada di masing-masing tangannya.
"Mas lebih suka yang ini." Doni mengambil gaun yang menurutnya cocok digunakan oleh calon istrinya nanti saat di hari H.
Miranda mengangguk. "Aku tanya anak-anak dulu ya?" tanya Miranda pada Doni dan dibalas anggukan kepala. Lalu Miranda berjalan mendekat ke Elang dan Raka.
"Menurut kalian mama cocok gak pakai gaun ini?" tanya Miranda pada Elang dan Raka sambil menunjukkan gaun yang barusan dipilih oleh Doni.
Raka mengalihkan perhatiannya yang awalnya fokus pada ponselnya kini beralih ke mamanya yang berdiri dihadapannya. Ia memperhatikan mamanya yang tersenyum sambil memegang gaun. "Mama pakai apapun itu cocok, selalu cantik," balas Raka sambil tersenyum.
Miranda tersenyum senang, lalu ia beralih ke Elang. "Elang, gimana menurut kamu?"
"Terserah anda," balas Elang singkat tanpa mau menatap Miranda.
Miranda menghela nafasnya. Sikap Elang masih saja dingin terhadapnya, padahal sebentar lagi dirinya akan menjadi mama sambungnya.
"Kalau gitu mama ambil ini ya," ucap Miranda dan diangguki kepala oleh Raka.
Miranda kembali berjalan ke arah Doni yang kini sedang sibuk memilih tuxedo yang akan dikenakan nanti.
"Mas aku ambil yang ini, anak-anak juga setuju."
Doni menoleh ke samping, lalu menganggukkan kepalanya. "Iya itu saja. Sekarang bantu aku memilih tuxedo mana yang serasi dengan gaunmu."
Miranda memperhatikan barisan tuxedo yang tertata rapi di hadapannya. Ia nampak berfikir. "Sepertinya ini cocok." Miranda menunjuk salah satu tuxedo tersebut.
"Emm, iya itu cocok dengan warna gaunmu. Jadi aku ambil ini ya."
"Iya mas."
Raka memperhatikan dua orang dewasa yang sedang sibuk dengan kegiatannya sambil tersenyum. Ia senang bisa melihat mamanya tersenyum bersama orang yang dicintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GABRIELANG
Teen Fiction"ᴛᴇɴᴛᴀɴɢ ʙᴜᴍɪ ᴅᴀɴ ʟᴀɴɢɪᴛ ʏᴀɴɢ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙɪsᴀ ʙᴇʀsᴀᴛᴜ, ᴛᴇᴛᴀᴘɪ sᴀʟɪɴɢ ᴍᴇʟᴇɴɢᴋᴀᴘɪ." Sebelumnya kehidupan Gabriella Maharani berjalan baik-baik saja sebelum ia bertemu dengan sosok lelaki tampan berwajah malaikat namun berhati iblis. Elang Ksatria Ganendra...