"First Kiss."
Happy Reading
"Samudra Atlantik
Samudra Hindia
Kiara cantik
Jay yang punya.""Sialan lo, Jaelani," ujar Jeha tak terima kala pacarnya digodain. Tristan berseru kala Jeha memutar-mutar otot lengannya. Wajah cowok itu siap menghajar Jay.
"Jalan-jalan pakai baju batik
Jangan lupa pakai kacamata
Ada banyak cewek cantik
Cuman kamu yang aku cinta." Jay bersiul membuat teman-temannya mendukung aksinya. Tawa Jay, Tristan dan Gavin menggema di koridor sekolah membuat kebisingan.Kiara ikut tertawa, dia tahu jika itu hanya candaan biasa lalu dia berjalan menghampiri pacarnya yang sudah memerah siap mengamuk. Tangannya terulur memberikan sekotak cokelat.
"Semalam aku buat sama mama, dimakan, ya." Ucapan Kiara membuat teman-teman Jeha iri.
"Gue gak dikasih, Ra?" tanya Gavin.
"Maaf Vin, gue lupa. Nanti kalian minta sama Jeha aja. Kalau gitu gue pergi dulu, ya." Kiara melambaikan tangannya lalu pergi berjalan ke kelasnya.
"Apa lo?!" Jeha menjauhkan kotak cokelat pemberian Kiara dari Jay.
"Minta dikit, Je," kata Jay cengengesan.
"Gak! Ini buat gue," balas Jeha terlihat kesal.
"Kata babeh gue orang pelit kuburannya sempit," ujar Jay menakut-nakuti.
Tristan tertawa seperti setan. "Kalau bisa semuanya kasih kita Je. Gue yakin kuburan lo nanti seluas stadion GBK."
Aksa menatap teman-temannya tajam dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celana. Tepat di saat itu teman-temannya terdiam. Tatapan Aksa seakan-akan menyuruh mereka untuk diam.
"Bercanda doang gue." Tristan tersenyum lalu merangkul pundak Jeha. Dia tahu jika Aksa tak suka dengan candaannya.
"Ekhemm, ada Gabriella." Gavin mengedipkan sebelah matanya menyapa Gabriella yang berjalan dan berhenti di hadapan mereka.
"Jangan genit, punya Elang tuh, ntar di bunuh lo!" Jeha menoyor kepala Gavin.
"Elang kagak suka, mending buat gue."
"Semua cewek aja diembat," komentar Jay.
"Terserah gue dong, selagi ceweknya mau mah hayuk aja."
Setelah sampai di sekolah, Gabriella langsung berjalan menuju kelas 11 IPS 3, kelas dimana Elang belajar. Dirinya sudah menyiapkan diri untuk meminta maaf. Baru kali ini Gabriella deg-degan saat ingin meminta maaf. Bukannya meminta maaf itu hal yang mudah? Tapi kali ini beda, entah ada apa yang mengganjal di hatinya.
Gabriella menatap para lelaki didepannya ini. Sepertinya ada yang kurang. Aksa yang menyadari arti pandangan Gabriella pun angkat bicara.
"Nyari Elang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GABRIELANG
Jugendliteratur"ᴛᴇɴᴛᴀɴɢ ʙᴜᴍɪ ᴅᴀɴ ʟᴀɴɢɪᴛ ʏᴀɴɢ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙɪsᴀ ʙᴇʀsᴀᴛᴜ, ᴛᴇᴛᴀᴘɪ sᴀʟɪɴɢ ᴍᴇʟᴇɴɢᴋᴀᴘɪ." Sebelumnya kehidupan Gabriella Maharani berjalan baik-baik saja sebelum ia bertemu dengan sosok lelaki tampan berwajah malaikat namun berhati iblis. Elang Ksatria Ganendra...