Mimi berdiri diam di tengah lorong, sementara di sekelilingnya tampak panik dan kacau. Dia bisa mendengar seseorang berteriak dari suatu tempat yang jauh. Apa yang terjadi? Dimana Kingsley?
Kemudian Jack berada di sisinya, sebuah tangan mengenggamnya. "Darah perak! Pergi ke dalam kegelapan! Sekarang! Ikuti aku!"
Terima kasih tuhan dia tidak mengenakan gaunnya yang bodoh di dalam kegelapan ini. Hal itu membuatnya lebih mudah untuk berlari. Saudara kembarnya melesat melalui kegelapan seperti peluru, dan Mimi berlari mengikutinya. "Di mana mereka?" Tanyanya.
"Mereka telah membawa Schuyler ke perbatasan, ke gerbang," katanya saat mereka berlari lebih jauh dan lebih cepat ke dalam kegelapan, ke tempat di mana memori dan waktu tidak ada lagi, dan hanya ada jalan api.
Schuyler ada didalam pengikatannya! Apa yang dia lakukan di sana! Semua ini mungkin salahnya! Tunggu?
"Kau tahu tentang gerbangnya?" Mimi bertanya. "Tentang perintahnya?"
"Ya," kata Jack. "Charles memberitahuku. Dia curiga setelah Leviathan dibebaskan, darah perak akan mengejar yang di Lutetia"
"Dan dia malah membawa mereka ke persimpangan," kata Mimi, menyebutkan semua yang dikatakan Kingsley padanya bersama dengan apa yang dikatakan Jack padanya sekarang.
"Benar"
"Tapi itu tidak bekerja terlalu baik, bukan?" Tanya Mimi.
"Tidak seorang pun yang mendapatkan apa yang mereka inginkan di Paris. Bukan untuk mereka dan bukan untuk kita," jawab Jack, tampak suram. "Darah perak tidak bisa membuka gerbang, dan Charles tidak bisa menjebak mereka, dan sekarang dia sendiri yang paling mungkin terjebak di persimpangan itu."
Mereka mencapai gerbang. Persis seperti yang Kingsley jelaskan: tingginya enam meter, menembus kerak bumi. Mimi tahu ini hanya manifestasi fisiknya didalam sini, sesuatu yang hanya bisa mereka lihat.
Penghalang sebenarnya adalah kekuatan dan perlindungan Michael yang menjaga agar darah perak tidak menyeberang. Tapi di mana Kingsley? Mimi tidak bisa melihatnya hanya ada Lucifer berdiri di balik jeruji besi. Gadis Van Alen bodoh itu dirantai di sebelahnya.
Ketika Lucifer melihat mereka tiba, mantan komandan mereka tersenyum. "Azrael, Abbadon. Akan bagus jika kalian bergabung bersama kami."
Mimi harus melawan dorongan untuk berlutut.
Dihadapannya adalah sang bintang fajar. Pangeran sejati mereka. Betapa dia terlihat hebat dan luar biasa. Mimi ingat bagaimana dia mengikuti setiap perintahnya, bagaimana ketiganya telah menaklukkan Langit dan Bumi untuk Yang Mahakuasa.
Betapa mulianya kemenangan mereka! Betapa indahnya semua itu, tampak megah dan membubung ke matahari. Bagaimana orang bisa menyalahkan mereka karena berjemur dalam keindahan dan kemuliaan mereka sendiri? Bagaimana orang bisa menyalahkan mereka karena berpikir kemuliaan itu milik mereka sendiri?
Tapi bukan salah Lucifer mereka terjebak di sini; Kesalahannya mereka dikutuk untuk menjalani kehidupan mereka di bumi. Firdaus hanyalah kenangan yang redup, hampir seperti sebuah mitos bagi mereka yang tidak tersentuh oleh kehangatan dan kasih akan yang mahakuasa selamanya. Seandainya saja...
Mereka telah mencoba.... Mereka telah membelot pada saat terakhir, lebih memilih si bodoh Michael daripada jenderal mereka. Tetapi, itu sudah terlambat.... Sudah terlambat, bahkan pada saat itu, ketika ia masih muda....
"Lepaskan dia!" Seru Jack. "Sekarang, ular."
Mimi menatap saudaranya, pada kembarannya. Dia belum pernah melihatnya begitu marah, begitu kuat untuk penghancuran. Mereka pernah berperang berdampingan dalam pasukan Lucifer, dan pernah berperang melawannya semenjak saat itu.
Jack melompat ke arah gerbang, pedangnya terbakar. Demi mengalahkan musuhnya dan menyelamatkan cintanya.
Tanpa ragu, Mimi mengikutinya ke medan perang.
*Ini part paling nyesss menurutku dimana mimi tetap bantuin jack bt nyelamatin schuyler.. kasian juga sama mimi ngenes mulu kisah cintanya :'(
Sama jack cuma bertepuk sebelah tangan, sama kingsley terhalang restu semesta.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Van Alen Legacy (Book 4 Blue Bloods)
VampireTerjemahan Buku keempat dari seri Blue Bloods Hanya mencoba menerjemahkan, novel ini bukan milik saya Apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penerjemahan mohon maaf, terjemahan ini hanya untuk kesenangan semata. Author : melissa de la cruz Bahas...