Enam puluh satu

4 2 0
                                    

Schuyler jatuh kedalam kegelapan, terjatuh, semakin dalam, semakin dalam. Iblis itu menahannya dalam genggamannya dan dia membawanya semakin dalam. Turun ke tempat tergelap, pusat kegelapan dunia. Ketika Schuyler akhirnya bisa membuka matanya, dia melihat bahwa dia dirantai ke semacam gerbang, dan ada dua orang berdiri di kedua sisinya. Di sisi lain ada seorang pria tampan dalam setelan putih. Dia langsung mengenalinya. Lucifer, mantan pangeran surga, sang Bintang fajar. Schuyler tidak pernah berpikir seorang pria bisa begitu tampan, ketampanannya begitu menyilaukan hampir terlalu menyakitkan untuk dilihat. Seperti pisau yang menyayat jauh di bawah kulit, ketampanannya menuntut harga dari yang melihatnya. Schuyler mengerti perbedaan antara Lucifer dan dirinya yang palsu di Corcovado. Bintang fajar yang sebenarnya bersinar dengan cahaya murni yang tak bisa dipungkiri.

Pria itu berdiri di jalan yang dipenuhi lava cair, batuan mendesis dan uap, dan Schuyler tahu: ini adalah jalan kematian.  Mereka berdiri di depan gerbang waktu, dan Lucifer tertahan di belakangnya. Di sisi gerbang itu berdiri Leviathan, pembunuh kakeknya. Seorang iblis berjubah dengan kerudung, sehingga Schuyler hanya bisa melihat sekilas kulitnya yang hangus dan  matanya yang menyala. Dia tidak tahu harus bagaimana, tapi dia harus keluar dari sini dan membuat mereka membayarnya. Kedengarannya tidak masuk akal dan lemah, tapi Schuyler tahu bahwa selama dia masih hidup, selama dia masih bernapas dalam tubuhnya, dia akan melakukan apa saja untuk melawan cahaya putih yang berdiri di depannya, seindah matahari terbit, tapi juga seburuk tumpukan belatung busuk di dalam jiwa abadinya.

Kemudian, Schuyler melihat bahwa ada orang lain yang mereka bawa ke tempat gelap ini: orang ketiga yang berbaring terkapar di bawah kaki Leviathan.

Kingsley Martin mengerang.

"Gemullus. Tentu saja. Seharusnya aku tahu," kata Lucifer. Suaranya lembut, menghipnotis dan juga mengintimidasi. Dia terdengar seperti seorang bintang film.

Kingsley mengedipkan matanya dan batuk. "Tapi kau tidak mengenaliku. Tidak untuk waktu yang lama. Senang bertemu denganmu lagi, sepupu. Apakah kau keberatan jika memerintahkan adikmu yang bodoh ini untuk melepaskanku? Agak tidak nyaman di sini." Sebagai jawaban, Leviathan menendangnya dengan kuat di bagian rusuk. Kingsley tersentak dan tersedak, dan Schuyler meringis.

"Katakan padaku Gemullus, apakah kau telah menjadi murni? Apakah itu jawaban penawaran Michael, bukankah begitu? Bahkan ketika aku yang membuatmu menjadi seperti sekarang ini.  Aku yang akan menunjukkan padamu berapa banyak lagi kita bisa mengambil darah murni untuk kita sendiri." Lucifer bersandar ke gerbang, melihat melalui jeruji. Seperti seekor hewan yang terperangkap didalam sangkar.

"Aku tidak tahu... aku tidak tahu apa yang kau tawarkan. Dulu aku hanya seorang anak kecil. Mereka yang telah aku ambil, mereka masih ada di dalam diriku. Aku mendengar mereka. Aku hidup dengan penderitaan mereka. Ini... Tak tertahankan."

"Kau yang paling lemah dari kami! Sebuah aib bagi para vampir. Kau bukan apa-apa!" Lucifer mendesis.

"Dan sekarang aku lebih buruk daripada tidak sama sekali," Kingsley menjawab.

"Sayang sekali kau berpikir begitu. Kau tak pernah mengerti skala ambisiku," Lucifer menghela nafas. "Meskipun aku setuju memindahkan gerbang dari Lutetia adalah langkah yang bijaksana. Meninggalkan persimpangannya sebagai jebakan?"

"Bagus, kan? Itu ideku." Kingsley menyeringai.

"Aku pikir begitu." Lucifer mengangguk, seolah-olah puas. "Michael butuh seorang pembohong untuk melakukan hal yang benar. Seorang iblis yang berpikir seperti iblis."

Kingsley tertawa kecil. "Kau selalu pandai bermain kata-kata."

Lucifer mengakui pujian itu dengan sebuah hormat. "Seperti yang kau tahu, aku sudah menunggu cukup lama untuk ini. Dan di sini adalah gerbang akhirnya. Haruskah kita membukanya?"

Schuyler menyadari apa yang terjadi. Seperti yang dikatakan Allegra, gerbang itu dipenuhi dengan kekuatan surgawi. Kekuatan para malaikat. Diukir oleh yang murni. Itu membuat Lucifer dan rencananya menjauh dari bumi. Dengan itu,  Sang Bintang Fajar dipenjarakan di bawah tanah. Tapi begitu gerbang itu dibuka..

Kingsley tertawa. "Kau tahu setiap gerbang menuntut kehidupan yang tidak bersalah. Dan aku sangat jauh dari kata tidak bersalah."

"Ah. Tentu saja. Kami telah membawanya." Lucifer berkata, dan Schuyler melihat Kingsley menengadah dan melihatnya dirantai ke gerbang. Wajah Kingsley tertunduk dan hawa pertarungan keluar dari dalam dirinya. Kemudian Schuyler mengerti kenapa dia disini.

Dia akan di korbankan.

The Van Alen Legacy (Book 4 Blue Bloods)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang