Ketika Bliss terbangun pada hari setelah pengikatan Mimi, dia terbaring diatas kasur yang nyaman dibawah selimut dengan tambalan sulam. Di seberang tempat duduk seorang wanita dengan pipi kemerahan dan ekspresi yang menggelikan, mengenakan sweater halus dan rok wol argyle.
"Nyonya Murray?" Tanya Bliss, apa yang guru sejarahnya lakukan disana?
"Kau mengalami masa-masa sulit, sayang. Tenang saja, Jangan memaksakan diri."
Ruangan itu kecil dan nyaman, dan Bliss menyadari bahwa ruang ini adalah seluruh kamar apartemen. Dia tidak pernah berada di ruang yang sangat kecil. Ini adalah ukuran untuk lemari. Hanya ada ruang untuk tempat tidur dan kompor, tidak lebih.
Jika Bliss ingin mengerahkan dirinya sendiri, dia bisa memasak makan malam sambil berbaring di tempat tidur pada saat yang sama. Tetapi meskipun kecil, tempat itu hangat dan nyaman."Apakah aku... Apa yang terjadi? Dimana..."
"Shhh," kata nona Murray, menaruh jari di bibirnya. "Kau harus beristirahat. Dia akan berada di sini segera. Dia ingin bicara."
"Siapa?"
Seorang wanita muncul dari udara. Dia berambut pirang dan bermata hijau, berpakaian dalam pakaian putih yang berkilauan lembut dengan cahaya putih yang murni. Setelah Bliss melihatnya, dia tahu. Allegra. Dia hidup.
"Apakah itu kau, benarkah? Dimana aku? Apakah aku mati?"Allegra Van Alen tersenyum dengan tenang. Dia tampak jauh lebih tua dari yang Bliss ingat di rumah sakit. Wanita di tempat tidur itu tampak membeku dalam waktu, tetapi Allegra ini, yang berdiri di depannya, memiliki garis di wajahnya, dan tangannya berkerut. Ada warna abu-abu di rambut pirangnya. Tapi dia masih sangat cantik. Melihatnya membuat Bliss ingin menangis.
"Kemarilah," kata Allegra. Mengulurkan tangannya. "Kemarilah, putriku"
"Jadi itu benar," bliss berbisik. "Aku adalah anakmu"
"Aku minta maaf, aku tidak bisa berada disisimu, keberadaanmu tersembunyi dariku untuk waktu yang sangat lama," katanya, dan jelas ada kesedihan dalam suaranya.
"Lalu bagaimana? Kenapa?"
"Kau datang mengunjungiku baru-baru ini"
"Ya." Bliss mengangguk. Dia ingat kunjungan diam-diamnya ke rumah sakit, sementara Allegra tetap diam di tempat tidurnya.
"Saat kau datang menemuiku, aku merasakan kehadiran yang sudah lama tak kurasakan, Aku sangat takut dan marah. Aku berteriak. Kurasa seluruh rumah sakit mendengarku. Tapi sekarang aku mengerti bahwa Charles dan Lawrence melakukan apa yang mereka pikir harus dilakukan, Mereka melakukannya untuk cinta, dan kadang-kadang cinta membuat kita melakukan hal yang tidak masuk akal... Bahkan yang tak bisa dimaafkan. Tapi aku tidak tahu apakah aku akan memaafkan mereka untuk apa yang mereka coba lakukan padamu," Allegra berkata dengan tenang.
Bliss mengepalkan tinjunya ke dalam selimut. Dia memiliki seorang ibu, tetapi hal itu juga dirampok darinya. "Jadi Lucifer tidak berbohong padaku?" Katanya dengan terisak. Dia merasa berkecamuk dan menderita.
"Tidak, dia tidak berbohong. Kau milik kami."
"Tapi bagaimana? bagaimana kau terikat dengan Michael."
Allegra mengangguk. "Ya. Ini adalah cerita yang panjang dan menyakitkan. Tapi ketahuilah bahwa kami membuatmu bersama. Dalam cinta. Dimana pun kau? Kau di sini? Apakah kau benar-benar di sini? Aku ada didalam dirimu. Aku tidak menemukan penghubungnya sampai sekarang. Seperti yang kukatakan pada saudarimu, aku akan selalu bersamamu."
"Okay." Bliss mengedipkan matanya.
"Kau menyadari ada yang berbeda dengan dirimu?" Allegra bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Van Alen Legacy (Book 4 Blue Bloods)
VampireTerjemahan Buku keempat dari seri Blue Bloods Hanya mencoba menerjemahkan, novel ini bukan milik saya Apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penerjemahan mohon maaf, terjemahan ini hanya untuk kesenangan semata. Author : melissa de la cruz Bahas...