Enam puluh tujuh

5 2 0
                                    

Kau akan baik-baik saja, gumam Schuyler. Jack tertidur dalam pelukannya. Dia tahu Jack akan hidup. Dia bisa merasakannya. Darahnya akan menyelamatkan pria itu. Satu-satunya yang dapat menyelamatkannya. Darahnya akan membawa kembali kehidupan dan bertarung dengan api hitam milik Laviathan.

Dia melihat ke sekeliling gereja yang kosong. Mimi belum kembali. Mantan musuhnya itu tampak hancur dan kehilangan. Sesuatu telah terjadi di sana, di dalam kegelapan.

Schuyler memeluk Jack erat, tapi kemudian dia mendengar suara tapak kaki. Ada seseorang dihadapannya. Seseorang berdiri? Berdiri di depannya.

"Bliss, apa yang kau lakukan?" Seru Schuyler. Temannya tampak seperti penyihir, dengan rambut merah liarnya dan gaun hitamnya yang sobek, memegang sesuatu yang mengkilap dan tampak buruk di tangannya.

"Maafkan aku, Schuyler. Maafkan aku" bliss terisak.

Schuyler memindahkan Jack agar dia tetap aman. Lalu berdiri dan menutupinya secara protektif.

"Bliss, letakkan itu."

"Aku tidak bisa... Aku harus," Bliss menangis. "Aku minta maaf, tapi aku harus..."

"Apa maksudmu? Apa yang terjadi? Apa yang terjadi padamu?"

"Ayahku... Dia di dalam kepalaku. Dia memberitahuku banyak hal. Dia bilang aku harus melakukan ini atau aku tidak akan pernah melihat Dylan lagi."

"Ayahmu?" Tanya Schuyler. Tapi dia sudah tahu jawaban atas pertanyaannya. Apa yang Cordelia katakan padanya? "Kami khawatir salah satu keluarga tertua menyembunyikan pangeran kegelapan. Kami tidak tahu bagaimana dan kami tidak tahu siapa, tapi kami menduga pengkhianatan ada pada tingkat tertinggi dari perkumpulan". Bliss Llewellyn adalah darah perak selama ini. Bliss mengandung Lucifer didalam dirinya.

Kemudian Schuyler ingat sesuatu yang Lawrence katakan kepadanya: "Saudarimu akan menjadi kematian kita." Bliss adalah saudarinya yang tersembunyi. Bliss lahir untuk membunuhnya.

"Tidak, Bliss, kau tidak perlu... Aku bisa membantumu. Kita bisa melakukan sesuatu tentang hal itu. Kau tak perlu melakukan apa yang dia perintahkan."

Bliss tidak menanggapi. Sebaliknya, ia menerjang Schuyler, yang merunduk tepat pada waktunya. Tapi Bliss berhasil menangkap ujung baju Schuyler dan membuatnya jatuh. Schuyler bisa merasakan pecahan itu berada beberapa inci ke arah dadanya. Ini dia... Jack telah mempertaruhkan nyawanya demi dia dan dia juga sebaliknya... Tapi itu semua sia-sia. Bagaimana bisa dia tidak tahu?

"Bliss! Kumohon!" Schuyler terisak. "Jangan!" Bliss memegang pecahan yang tampak seperti pisau di atas jantung Schuyler, satu inci dari dadanya, tapi pada saat terakhir, dia ragu.

"Aku sangat menyesal. Aku minta maaf!" Bliss menangis ketika dia melepaskan temannya, air mata mengalir di wajahnya. "Bliss, berhenti apa yang kau lakukan?" Schuyler berteriak. "Tidak!"

Dengan dorongan yang kuat, Bliss menghunus pedang archangel jauh ke dalam jantungnya, memecahkan kaca itu menjadi jutaan keping, dan mengakhiri hidupnya.

The Van Alen Legacy (Book 4 Blue Bloods)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang