Lima Puluh Satu

10 3 2
                                    

"Apa yang kau katakan?"
Bliss sedang membayar gaun barunya ketika dia dikejutkan oleh suara tamu di kepalanya.

"Apakah anda menerima Amex?" Bliss bertanya kepada pramuniaga yang duduk di balik meja. Dia berupaya tetap tenang selagi berada di dalam kegembiraan sang tamu yang membuat kepalanya sakit.

"Allegra sadar! Allegra hidup?"

"Mengapa hal ini membawa kebahagiaan bagimu?" Bliss bertanya. "Kenapa kau peduli? Dia hanya pasien koma di kamar rumah sakit."

"Apa kau mengatakan sesuatu?" Tanya sang pramuniaga, sambil menyorongkan gaun ungu itu ke dalam sebuah tas berwarna cokelat dan menstaples bagian atasnya dengan notanya.

"Tidak. Maaf." Bliss meraih tasnya dan keluar dari ruangan. Dia bertemu dengan beberapa gadis yang masuk. "Apakah mereka masih memiliki hal-hal yang menarik atau semuanya telah diambil?" Salah satu dari mereka bertanya padanya.

"Uh... Aku tidak tahu," Bliss bergumam, mendorong dan melewati mereka. Dia tahu mereka akan berpikir dia sangat kasar, tapi saat itu seolah-olah kepalanya akan retak dan terbuka.

Bliss mengangkat tangannya untuk memanggil taksi. Saat itu pukul lima sore, dan semua taksi memiliki tanda tugas mereka dan lebih buruk lagi, hari mulai hujan. Cuaca New York. Sejenak dia merindukan Silver Shadow Rolls BobiAnne dan sopir yang selalu membawanya berkeliling. Akhirnya Bliss menemukan sebuah taksi yang baru saja menurunkan beberapa eksekutif di perempatan. "Berapa ke 168th street?"

"Dua puluh"

Dia masuk ke dalam mobil, yang terasa hangat dan nyaman setelah berdiri di tengah hujan yang sangat dingin. Dia masih bisa merasakan kegembiraan dan gejolak sang tamu. Kenapa dia peduli? Apa yang dia pedulikan dari seorang wanita bodoh dirumah sakit?

"Tunjukkan penghormatanmu," kata tamu itu dengan dingin. "Jangan bicara tentang ibumu seperti itu."

"Jadi itu benar. Aku putrinya. Aku putri Allegra," pikirnya. Jantungnya berdebar kencang hingga dadanya sedikit sakit.

"Tentu saja," tamu itu mengatakannya dengan suara yang masuk akal yang membuat Bliss merasa bahkan lebih gugup dari sebelumnya. "Kami menciptakanmu bersama-sama. Sekarang, kurasa sudah saatnya kita menyapa Allegra."

The Van Alen Legacy (Book 4 Blue Bloods)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang