Jangan lupa vote dan comment!
Happy Reading!
❤❤❤
"Anak-anak, Ujian Nasional akan diadakan dua bulan lagi. Kalian harus belajar sungguh-sungguh supaya bisa masuk ke SMA favorit. Tingkatkan semangat belajar kalian. Jangan lupa selalu berdoa kepada Allah SWT," ujar kepala sekolah yang berdiri di podium kecil. Saat ini, seluruh kelas sembilan SMP tengah dikumpulkan di aula untuk sosialisasi Ujian Nasional.
"Perasaan cepet banget," gumam Citra.
"Udah takdir," jawab Fauzia malas.
"Lo mah enak nggak belajar udah pinter. Gue?" balas Citra.
"Salah sendiri siapa suruh nggak belajar?" tanya Fauzia membuat Citra terdiam.
Tak lama setelah itu, setelah kepala sekolah memberi salam dan mengakhiri sosialisasi ini. Seluruh siswa-siswi kelas sembilan membubarkan diri masing-masing menuju kelas.
Ketujuh gadis itu berjalan menuju kelas dengan canda tawa menyelimuti mereka.
"Dek?" panggil seseorang dari arah membuat ke tujuh sahabat itu menoleh.
"Zi, lo dicari Devan," ujar Eka.
"Bukanlah! Itu Bang El," jawab Fauzia lalu berjalan mendekat kearah Elang.
Setelah berbicara sedikit dengan Elang, Fauzia kembali ke kelas bersama sahabat-sahabatnya. Hari ini jam belajar mengajar sedikit dikurangi karena akan ada pertandingan basket antar sekolah yang diadakan disekolah mereka sore ini. Ya, sekolah mereka kali ini mendapat giliran untuk menjadi tuan rumah acara pertandingan basket yang setiap tahun diadakan dan diikuti oleh lima belas tim basket dari berbagai sekolah.
"Pulang sekolah nanti kita nonton pertandingan basket yuk!" ajak Nia pada keenam sahabatnya. Saat ini mereka sedang di kelas dan kelas dalam kondisi hening karena banyak yang pergi ke ke kantin.
"Males ah!" sahut Fauzia.
"Lagian sekolah kita nggak tanding hari ini," sambung Putri.
"Bukan gitu, siapa tau nanti ada cogan yang nyangkut sama gue," ujar Citra yang langsung kena timpukan buku tulis oleh Nadia.
"Cogannya yang nggak mau sama lo!" sungut Nadia.
"Sirik aja lo!" balas Citra.
"Yang mau nonton nanti angkat tangan!" seru Putri.
Semuanya mengangkat tangannya kecuali Fauzia.
"Ayolah, Zi. Hitung-hitung refreshing sebelum ujian," bujuk Eka.
"Dimana-mana refreshing itu setelah ujian bukan sebelum ujian," ujar Fauzia yang masih kekeh pada pendiriannya.
"Lo nanti mau pulang sendiri? 'Kan kedua abang lo jadi panitia, Zi," kata Elisa membujuk.
"Ya terus kenapa kalau gue pulag sendiri?" tanya Fauzia mengangkat sebelah alisnya.
"Gue takut lo diculik," jawab Citra.
Fauzia berdecak pelan, "gue bukan anak kecil," katanya.
"Nanti pulangnya gue antar. Tadi gue lihat lo berangkatnya diantar sama bokap lo," sahut Putri.
"Ayolah, Zi! Sekali ini aja," kata Nia menggoyang-goyangkan tangan Fauzia.
"Tuk ucapkan selamat tinggal untuk selamanya," sahut Nadia yang malah bernyanyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Of Us ✔
General FictionWARNING!!! Siapa sih yang nggak pengen punya sahabat? Mungkin menyenangkan apabila memiliki sahabat yang dapat berbagi segala hal. Yang dapat mengerti dan dimengerti. Seperti kisah ini yang menceritakan tentang kisah persahabatan. Kisah tujuh oran...