Jangan lupa vote dan comment ya...
Happy Reading!
❤❤❤
"Ma, Putri berangkat dulu," ujar Putri berjalan mendekati sang mama.
"Jadi pergi?" tanya Yasmin.
"Jadilah, ma. Orang udah rapi gini masak nggak jadi pergi," jawab Putri. "Assalamu'alaikum, ma," lanjutnya mencium punggung tangan Yasmin.
"Wa'alaikumsalam. Hati-hati, Put " pesan mamanya yang dijawab anggukan oleh Putri.
Putri berjalan keluar rumah untuk berangkat ke rumah Nia. Ia melihat Pak Zul, supir pribadi keluarganya sedang mempersiapkan mobil.
"Lho, Sunrise?" ujar seseorang dari arah belakangnya membuatnya menoleh.
Ia terkejut melihat siapa yang memanggilnya. "Lo?" katanya.
"Beneran Sunrise ternyata." Hanya ada satu orang yang memanggilnya dengan panggilan itu. Dan itu adalah Dhika.
"Kok lo bisa disini?" tanya Putri heran.
Batas pagar samping rumah Putri hanya sebatas dada saja. Jadi Putri bisa melihat rumah tetangganya dengan leluasa. Dan tak heran juga jika Dhika bisa melihat Putri.
"Oh, gue baru aja pindah kesini minggu lalu," kata Dhika. "Dan ini rumah gue," lanjutnya menunjuk rumahnya.
'Ya Allah, cobaan apalagi ini? Hamba-Mu sudah bersusah payah untuk menghilangkan dia dari pikiran Hamba, tapi sekarang malah dia tidak bisa hilang dari pandagan Hamba,' ujar Putri dalam hati.
"Wah, ternyata kita sekarang bertetangga ya," kata Dhika terkekeh. Sementara Putri masih cengo ditempatnya.
"Non, mobilnya sudah siap." Suara Pak Zul membuyarkan lamunan Putri.
"Eh, iya pak," kata Putri lalu berbalik berjalan menuju mobil.
"SUNRISE, LO MAU KEMANA?" teriak Dhika.
"KE KONDANGAN," jawab Putri dengan suara cemprengnya.
"BUTUH GANDENGAN, NGGAK? GUE SIAP KOK KALAU LO BUTUH," teriak Dhika lagi.
"SETRES LO!" sahut Putri keras lalu memasuki mobil dan menutup pintunya.
Dari balik jendela kaca mobil, Putri melihat Dhika tertawa. Tanpa sadar, Putri menyunggingkan senyum dibibirnya "Ganteng," gumam Putri. "Aish! Ngawur kamu, Put!" runtuknya.
Setelah itu, Pak Zul mengemudikan mobil keluar dari halaman rumah Putri.
❤❤❤
"Nad, mau kemana?" tanya Sunny yang melihat anaknya sudah rapi memakai kebaya modern.
"Ke rumah, Nia," jawab Nadia cuek.
"Ke rumah Nia kok pakek kebaya segala," ujar Sunny.
"Kakaknya Nia nikah hari ini,"
"Oh," ujar Sunny. "Jangan lama-lama disana. Pulang nanti bantuin mama beres-beres rumah," lanjutnya.
"Iya, ma," jawab Nadia mencium punggung tangan Sunny. "Assalamu'alaikum," pamitnya langsung pergi tanpa mendengar jawaban dari sang mama.
Nadia melangkah keluar rumah dan sudah melihat taksi yang dia pesan sudah menunggu di depan rumah. Kenapa naik taksi? Karena supir pribadi keluarganya sedang mengantar sang papa yang sedang keluar kota.

KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Of Us ✔
General FictionWARNING!!! Siapa sih yang nggak pengen punya sahabat? Mungkin menyenangkan apabila memiliki sahabat yang dapat berbagi segala hal. Yang dapat mengerti dan dimengerti. Seperti kisah ini yang menceritakan tentang kisah persahabatan. Kisah tujuh oran...