DUA PULUH ENAM

60 10 1
                                    

Jangan lupa vote dan comment!

Happy Reading!

❤❤❤

Yasmin tengah memasak makan malam untuk dia dan anaknya. Untuk dua orang saja karena suamninya saat ini sedang berada di luar kota. Ia ingin memasak ayam tepung dan capcay. Ia melihat persediaan tepung terigu dan garam sudah habis.

"Putri, beliin mama tepung terigu sama garam di minimarket," ujar Yasmin pada Putri yang sedang bermain ponsel sambil rebahan di sofa.

"Mager, ma," jawab Putri tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

Yasmin menghela nafas pelan. "Mama mau minta tolong aja banyak alasan," kata Yasmin lalu beranjak pergi ke minimarket.

Putri hanya menganggap ucapan mamanya sebagai angin lalu saja. Ia masih asik membuka instagram, dan sesekali membalas pesan dari teman-temannya.

Sudah empat puluh menit, tapi Yasmin masih belum kembali ke rumah. Putri meletakkan ponselnya di meja dan beranjak duduk.

"Minimarketnya pindah atau gimana? Lama banget," gumamnya pada diri sendiri. "Perasaan biasanya dua puluh menit udah nyampe rumah."

Pikiran macam-macam kini singgah dikepala Putri. Ia takut terjadi hal yang tidak diinginkan pada mamanya.

"Gue susul aja, deh," kata Putri bangkit berdiri dan berjalan keluar rumah.

Putri menaiki sepeda goes menuju minimarket yang tak jauh dari rumahnya. Setelah sampai, ia memakirkan sepedanya dan mulai masuk kedalam minimarket untuk mencari keberadaan mamanya.

Namun nihil, ia tak menemukan keberadaan Yasmin dimanapun. Terpaksa ia membeli air mineral dari minimarket. Untungnya ada uang sepuluh ribu didalam saku celananya. Mau bagaimana lagi, malu jika sudah masuk minimarket tapi keluar tidak membawa apa-apa.

"Mama kemana, sih!?" kesalnya ketika sudah keluar dari minimarket dan duduk dikursi yang disediakan.

Setelah meneguk air mineral hingga tersisa setengah, Putri kembali mencari mamanya mengelilingi komplek perumahan. Ia meneliti setiap rumah, bisa jadi mamanya itu mampir ke rumah tetangga.

Mata Putri menangkap sendal yang biasanya dikenakan oleh mamanya tergeletak disebuah rumah. Tidak salah lagi, itu memang sedal milik Yasmin!

Buru-buru Putri turun dari sepedanya dan menghampiri rumah tersebut. Ia mengetuk pintu rumah tersebut. Tak lama sang pemilik rumah itu membuka pintunya.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang wanita yang sepertinya usianya sama seperti mamanya.

"Mama ada didalam?" tanya Putri membuat wanita cantik itu mengernyitkan dahi bingung.

"Mama?" tanya balik wanita itu.

Putri sadar akan sesuatu, dulunya rumah ini kosong. Mungkin orang ini baru pindah beberapa hari yang lalu. Pantas saja Putri merasa asing dengan wajah wanita ini.

"Maksud saya Bu Yasmin ada didalam?" tanya Putri.

"Oh, Yasmin. Dia ada didalam, kok. Kamu siapa, ya?" jawab sekaligus tanya wanita itu.

"Perasaan gue tadi udah bilang kata 'mama', deh," kata Putri dalam hati. "Saya anaknya," jawab Putri.

"Astaga, kamu udah besar aja," ucap Wanita itu memegang bahu Putri. Putri hanya tersenyum dengan wajah kebingungan.

"Yaiyalah, gue dikasih makan setiap hari," ujar Putri dalam hati.

"Ayo masuk," ujar wanita itu mempersilahkan Putri masuk.

Seven Of Us ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang