EMPAT PULUH SEMBILAN

76 15 1
                                    

E N J O Y!

❤❤❤

"Tumben lo diem?" tanya Naya pada Nia.

Nia mendongak menatap Naya dan menjawab dengan gelengan kepala. Naya heran, tak biasanya adiknya yang satu ini bersikap pendiam.

"Jangan melamun mulu, habisin makanannya keburu imsak nanti," tegur Desti.

"Iya, ma," jawab Nia pelan. Entah mengapa perasaannya saat ini gelisah.

"Kamu masih kepikiran tentang uang perusahaan yang dibawa kabur itu?" tanya Naya.

"Nggak, pelakunya udah masuk ke penjara," jawab Nia. Pak Soni sudah tertangkap oleh pihak berwajib tiga hari yang lalu. Ternyata Pak Soni pergi ke luar negeri untuk menghindari atasannya. Tapi untungnya anak buah Nia dan Ares cepat menemukannya.

"Terus mikirin apa?" tanya Naya yang masih kepo.

Nia menghela nafas pelan. "Kepikiran sama sahabat," jawab Nia.

Naya diam mendapat jawaban dari sang adik. Tak lama kemudian mereka sudah menyelesaikan sahur.

"Mau kemana, dek?" tanya Desti saat melihat Nia beranjak dari duduknya.

"Mau lihat laporan perusahaan," jawab Nia lalu mengambil tablet di atas meja panjang yang berasa tak jauh dari meja pakan.

Nia mengernyitkan dahinya melihat banyak sekali pesan yang masuk. Ada pesan dari alumni SMP. Nia membuka room chat alumni SMP untuk melihat apa yang terjadi.

'Alumni Kelas B'

Eka Kumalasari
Innalillahiwainnailaihirojiun. Telah berpulang Ananda Eka Kumalasari pukul dua pagi tadi. Semoga amal dan ibadahnya diterima disisi-Nya.
Saya selaku kerabat dan keluarga ingin meminta apabila Eka Kumalasari ada salah.
-Wulan

Alvin Mahendra
Innalillahiwainnailaihirojiun

Cantika Beby
Innalillahiwainnailaihirojiun

Rio Santoso. H
Innalillahiwainnailaihirojiun

Feby Puspitasari
Innalillahiwainnailaihirojiun

Adi Saputra
Innalillahiwainnailaihirojiun, turut berduka cita atas kepergian teman kita

Ilham Prakasa
Innalillahiwainnailaihirojiun, semoga tenang disisi-Nya

Nia membaca berulang-ulang pesan itu. Katakan padanya jika ini hanya prank saja. Kedua matanya sudah berkaca-kaca.

Naya yang melihat ada yang tidak beres dengan Nia pun berjalan mendekati adiknya. "Dek, lo kenapa?" tanyanya.

Nia menoleh kaku pada Naya dengan air mata sudah mengalir deras di kedua pipi mulusnya. "Kak-" dia tak bisa melanjutkan kata-katanya dan menubruk tubuh Naya.

Naya yang terkejut sekaligus bingung itu pun berusaha menenangkan adiknya yang menangis histeris di pelukannya. Naya melihat adiknya menangis seperti ini dua kali. Yang pertama waktu sang ayah meninggal dan yang kedua adalah kali ini.

Desti, Ares, dan Shiva menatap bingung kakak beradik itu. Ares berjalan mendekat kearah kakak beradik itu lalu mengambil tablet milik Nia yang tergeletak di lantai. Ares membaca pesan itu dan menatap Naya. Ares menghadapkan tablet ke arah Naya dan seketika kedua mata Naya juga ikut berkaca-kaca.

"Dia pergi, kak," ujar Nia.

Naya mengeratkan pelukannya untuk menguatkan sang adik.

"Ssttt... Allah lebih sayang Eka, dek," ujar Naya.

Seven Of Us ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang