TIGA PULUH SEMBILAN

47 10 1
                                    

Enjoy Reading!

❤❤❤

"Gue mau ngomong sama kalian," kata Fauzia membuat keempat orang itu menoleh kearahnya.

"Ngomong aja kali, Zi. Emang dari tadi lo ngapain kalo nggak ngomong?" balas Putri yang tengah merebahkan dirinya di kasur milik Fauzia.

Hari ini Hari Sabtu dan mereka memilih untuk membuat rumah Fauzia menjadi tempat nongkrong mereka kali ini.

Fauzia menghela nafasnya dalam.

"Lo kenapa sih, Zi? Ada masalah?" tanya Nia yang duduk di samping Fauzia.

"Eka sakit," ujar lirih Fauzia membuat ketiga temannya tadi yang sibuk dengan kegiatannya kini beralih menatap dan mendekati Fauzia.

"Sakit apaan?" tanya Citra.

Fauzia menatap satu-persatu sahabatnya dengan kedua mata yang berkaca-kaca.

"Kenapa sih, Zi!? Jangan buat kita panik!" cerca Elisa.

"Eka sakit tumor," jawab Fauzia menundukkan kepalanya lalu mengelap air matanya yang turun.

Keempat orang yang mendengarnya mematung.

"Lo lagi prank kita?" tanya Citra memecah keheningan.

Fauzia menggeleng mendapati pertanyaan dari Citra. "Ngapain gue prank kalian dengan hal-hal gini?"

Putri dengan cepat mengambil ponselnya lalu mencari kontak Eka. Setelah mendapatkannya, Putri menekan tombol panggilan video. Panggilan video pertama dan kedua Eka menolaknya, barulah yang ke tiga Eka mau mangangkat panggilan video dari Putri.

Putri melihat Eka yang tersenyum lemah di layar ponsel miliknya. Putri melihat rambut Eka yang tinggal sedikit daripada sebelumnya. Putri tak kuasa menahan air matanya lalu memberikan ponselnya pada sahabatnya.

Mereka terkejut, ternyata Fauzia tak berbohong.

"Kok kalian nangis semua sih?" tanya Eka di seberang.

"Sejak kapan?" tanya Nia yang sudah menangis.

"Dari sebelum ujian," jawab Eka.

"Lo jahat, Ka. Lo nggak ngasih tau kita," sahut Elisa yang berusaha menghentikan air matanya.

Eka terkekeh pelan. "Udah jangan nangis. Jelek kalian semua kalo nangis!" katanya membuat mereka sedikit tertawa.

"Sorry, Ka. Gue tadi bilang sama mereka," kata Fauzia.

"Nggak masalah," jawab Eka. "Cit? Lo disana?" tanya Eka.

"Gue nggak mau ngomong sama lo!" balas Citra tak mau menatap layar ponsel milik Putri.

"Ngambek sama gue? Nanti gue beliin permen satu pack deh," kata Eka membuat Citra menangis.

"Nggak mau! Gue nggak suka sama permen lagi," balas Citra yang kini sudah menatap layar ponsel.

Eka tertawa. "Diabetes lo?" tanyanya.

"Sialan!" balas Citra membuat yang lain tertawa.

"Nadia udah tau?" tanya Putri.

"Nanti gue yang kasih tau sendiri sama dia," jawab Eka.

"Lo kenapa nggak pernah ngomong sama kita sih?" tanya Elisa.

"Gue nggak mau nambah beban pikiran kalian," jawab Eka.

"Kita saudara, Ka," sahut Nia.

Seven Of Us ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang