DUA PULUH TIGA

49 10 0
                                    

Jangan lupa vote dan comment ya...

Happy Reading!

❤❤❤

Hari minggu pagi, waktunya bagi semua orang untuk menjalankan aktivitas di rumah, waktunya mengistirahatkan tubuh. Tak terkecuali Elisa yang sedang berguling-guling sendiri dikasurnya.

"Gue bosen," gumamnya menatap langit-langit kamarnya. "Keluar kamar dimarahin, dikamar nggak tau mau ngapain. Hidup gue gini amat," lanjutnya.

Tok... Tok... Tok...

Terdengar suara ketukan dari luar pintu kamar Elisa. Elisa yang mendengarnya pun menghela mafas pelan lalu beranjak malas membukakan pintu kamarnya.

"Ayo turun, mama tadi udah masak buat sarapan," ajak Rani pada adiknya saat Elisa membukakan pintu.

"Kalian sarapan aja dulu, gue belum lapar," jawab Elisa dengan ekspresi datar.

"Ayolah, ini kemauan keponakan kamu loh yang ingin makan bareng-bareng sama keluarga," ujar Rani memaksa.

"Nggak-"

Ucapan Elisa terpotong karena bunyi ponselnya yang menandakan ada telepon masuk. Elisa berjalan menuju kedalam kamarnya tanpa menutup pintu. Ia lantas mengangkat telepon yang ternyata dari Fauzia.

"Halo, assalamu'alaikum," ujar Fauzia diseberang setelah Elisa mengangkat panggilannya.

"Wa'alaikumsalam, ada apa?" tanya Elisa.

"El," terdengar suara Fauzia yang panik diseberang.

"Kenapa, Zi?" tanya Elisa.

"El, bantuin gue," ujar Fauzia.

"Lo kenapa?" tanya Elisa panik dan mengambil jaket jeans lalu memakainya.

"El, gue ada di taman dekat rumah lo sekarang. Bantuin gue, El," ujar Fauzia.

"Oke, gue kesana sekarang," jawab Elisa mematikan sambungan teleponnya dan bergegas menyusul Fauzia.

"Dek, mau kemana?" tanya Rani yang melihat Elisa keluar dari kamarnya buru-buru.

"Keluar bentar," jawab Elisa tanpa menoleh.

Elisa berjalan buru-buru setelah tadi Fauzia menelponnya dengan suara ketakutan dan panik. Saat ini pikiran Elisa hanya tertuju pada sahabatnya itu. Ia takut terjadi hal yang tak diinginkan pada Fauzia. Elisa mengabaikan panggilan mama dan papanya dan terus berjalan keluar rumah.

"Gue harap lo nggak kenapa-kenapa, Zi," gumam Elisa menggoes sepedanya menuju taman.

Elisa menggoes sepedanya dengan tergesa-gesa. Hingga tak lama, ia sudah sampai di taman dekat rumahnya dan memakirkan sepedanya dengan asal. Langsung ia mencari keberadaan Fauzia. Dan gotcha! Ia menemukan Fauzia yang sedang berada di depan penjual es krim.

"Lo kenapa, Zi?" tanya Elisa setelah berada di samping Elisa.

"El, tolongin gue. Masa gue dituduh nyuri uang anak ini," jawab Fauzia menunjuk anak kecil didepannya.

Seven Of Us ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang