DUA PULUH LIMA

54 10 1
                                    

Jangan lupa vote dan comment!

Happy Reading!

❤❤❤

"Udah ketemu?" tanya Putri panik.

"Belum, gue udah nyari dimana-mana tapi nggak ada," jawab Nia dengan nafas tersenggal-senggal.

"Sama, gue cari diantara dedaunan kering juga nggak ada," jawab Citra.

"Tuh anak kemana coba!?" geram Elisa tapi didalam kalimatnya terkandung unsur kekhawatiran. "Mana mau maghrib lagi," sambungnya.

"Jangan-jangan, Fauzia diculik hantu lagi?" tambah Nadia yang mengada-ngada.

"Hush! Lo jangan ngomong sembarangan deh!" sarkas Eka, padahal dia sendiri juga sedikit takut.

Mereka berenam terdiam didepan pintu masuk lapangan indoor. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Kalian belum pulang?" tanya seorang cowok mengejutkan mereka berenam.

"Astaghfirullah," ujar Nadia.

"Lo ngagetin!" sentak Elisa.

"Lo Devan atau Elang?" tanya Nia.

"Gue Devan," jawab Devan memutar bola matanya malas.

"Devan, adik lo hilang. Kita udah cari dimana-mana tapi nggak ketemu," ujar Nadia.

"Adik gue? Elang atau Fauzia?" tanya Devan bingung.

"Fauzia lah! Ngapain kita nyariin Elang!" balas Eka.

Devan menatap keenam sahabat adiknya itu. Wajah keenamnya panik bercampur kesal. "Oh, iya gue lupa," ujar Devan akhirnya.

"Lupa apaan?" tanya Eka.

"Fauzia tadi udah pulang, dijemput sama mama. Dia tadi mau pamitan ke kalian, tapi gue ngelarang dan bilang kalau gue aja yang ngomong ke kelian nanti," ujar Devan memberi jeda. "Tapi gue lupa karena sibuk jadi panitia tadi," sambungnya.

Keenam sahabat itu melongo karena ucapan Devan. Hampir dua puluh menit mereka mencari Fauzia diseluruh penjuru sekolah, tapi yang dicari malah sudah pulang ke rumah.

"Bunuh orang dosa atau nggak sih?" tanya Citra geram.

"Gue lapar, tapi sayangnya gue nggak makan orang. Kalau nggak, udah gue makan lo, Van!" sarkas Elisa.

Devan menggaruk jidatnya yang tak gatal. "Maafin gue. Gue salah," katanya.

"Ya lo memang salah!" balas Putri.

"Salah dan lupa itu hal wajar yang ada pada manusia," kata Devan. "Udahlah gue cabut, mau rapat sama panitia," pamitnya meninggalkan mereka berenam.

"Gue pulang duluan," ujar Eka yang sedari tadi ditunggu sang ayah di depan gerbang.

"Barengan woy!" teriak Nadia pada Eka yang sudah berjalan lumayan jauh.

❤❤❤

"Dek, mampir ke swalayan dulu ya?" tanya Lisa pada sang Fauzia.

Seven Of Us ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang