Happy Reading!
❤❤❤
Hari ini, setelah dua bulan menjalani try out dan beberapa praktikum mata pelajaran. Kini saatnya seluruh siswa kelas sembian melaksanakan Ujian Nasional.
"Nggak terasa, ya? Udah mau lulus aja," ujar Fauzia yang saat ini bersama dengan keenam sahabatnya. Mereka bertujuh sedang duduk di bangku taman berbentuk bulat.
"Bagi gue, tiga tahun lama banget," sahut Citra.
"Sayangnya bangku kita semua jauhan," ujar Eka diangguki oleh Elisa dan Putri.
"Gue kok deg-degan ya?" tanya Nadia.
"Santai aja, Nad. Lebih deg-degan lagi kalau ada mantan ngajak balikan," jawab Nia seraya tertawa.
"Udah bel. Ayo masuk," ajak Fauzia diangguki oleh yang lainnya.
"Jangan lupa berdoa, guys! Fighting!" ujar Putri memberi semangat pada keenam sahabatnya.
Setelah beberapa menit kemudian, pengawas ruang ujian mulai memasuki ruangan. Setelah itu, barulah ujian dimulai. Hening. Hanya terdengar suara klikan mouse. Ujian dilaksanakan menggunakan komputer.
Hari pertama adalah waktunya Bahasa Indonesia. Bagi sebagian orang, mata pelajaran ini mudah tapi membutuhkan ketelitian yang tinggi.
Waktu ujian dibatasi hanya dua jam. Cukup singkat untuk soal yang bacaannya panjang. Soal yang diberikam berjumlah lima puluh butir soal pilihan ganda.
"Hey!" tiba-tiba salah satu pengawas pria yang duduk dibangku depan berkata sedikit keras membuat seisi ruangan menoleh padanya. "Hey tayo, hey tayo, dia bis kecil ramah, melaju, melambat, tayo selalu senang," lanjutnya membuat seisi ruangan tertawa karena ulahnya. "Itu secuil lagu yang biasanya dinyanyikan sama anak saya," kata pengawas pria itu.
"Lanjutkan mengerjakan soalnya!" titah pengawas perempuan yang berkeliling untuk melihat-lihat. Seluruh peserta ujian langsung beralih fokus pada layar monitor masing-masing.
❤❤❤
"Akhirnya, hari pertama udah selesai," ujar Nia setelah mereka keluar dari ruangan ujian.
"Tenang, Ni. Masih ada hari kedua, ketiga, dan keempat," sahut Putri yang tengah mengikat tali sepatunya.
"Tumben lo nggak bacot?" tanya Fauzia pada Citra yang duduk disebelahnya.
"Gue mabuk soal. Pengen muntah rasanya lihat soal yang bacaannya panjang kayak rel kereta," jawab Citra.
"Nanti pulang jangan lupa minum antimo," kata Elisa membuat mereka tertawa kecuali Citra yang menatap sahabatnya satu-persatu dengan muka masam tentunya.
"Adek, ayo pulang!" suara Elang membuat ketujuh sahabat itu menoleh.
"Gue duluan, guys!" ujar Fauzia beranjak berdiri.
"Hati-hati, Zi," pesan Eka yang diangguki oleh Fauzia.
"Besok kita ujian apa?" tanya Nadia.
"Matematika," jawab Elisa.
"Modyar aku!" gerutu Putri.
"Gue benci pelajaran itu," ujar Citra bersungguh-sungguh.
"Gue balik duluan, ya? Udah ditunggu kakak gue diluar," kata Nia setelah mengecek ponselnya.
"Oke. Hati-hati, salam juga buat Kak Naya," kata Eka yang diacungi jempol oleh Nia.
"PUT! LO NGGAK PULANG!?" teriak Senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Of Us ✔
General FictionWARNING!!! Siapa sih yang nggak pengen punya sahabat? Mungkin menyenangkan apabila memiliki sahabat yang dapat berbagi segala hal. Yang dapat mengerti dan dimengerti. Seperti kisah ini yang menceritakan tentang kisah persahabatan. Kisah tujuh oran...