Jangan lupa vote dan comment ya...
Happy Reading!
❤❤❤
Citra saat ini tengah menyelesaikan PR matematika yang akan dikumpulkan besok pagi di meja guru. Mau tanya jawabannya dari siapa? Tentu saja dari Fauzia. Bahkan tadi Citra hampir tidak mau menyelesaikan PR-nya kalau Fauzia tidak memberikan contekan. Akhirnya dengan segala bujukan dari sahabat-sahabatnya, Fauzia mau mengalah dan memberikan jawabannya kepada Citra.
"Huh, tinggal tiga nomor lagi," ujar Citra pada dirinya sendiri.
"Pak Nathan tega bener kasih tugas sebanyak ini," gerutunya. "Untung sahabat gue otaknya encer. Coba kalau nggak? Auto dijemur dilapangan besok pagi," lanjutnya.
"Tumben lo rajin?" tanya Cantik yang melongokkan kepalanya dibalik pintu.
"Iyalah! Baru sadar kalau adik lo ini rajin," jawab Citra menyombongkan diri.
"Halah! Palingan lo dapat jawaban dari teman lo! Ngaku aja," tebak Cantik yang seratus persen benar. "Tenang aja, dulu gue juga gitu."
Citra memutar bola matanya malas mendengar kata-kata yang terlontar dari mulut Cantik.
"Ngapain lo ke kamar gue?" tanya Citra kembali merapikan bulpoin dan bukunya.
"Ngajak lo berantem," jawab Cantik yang sudah duduk di kasur milik Citra.
"Sorry, gue nggak mood," tolak Citra.
"Tumben?" tanya Cantik heran.
Citra menghela nafas pelan. "Kak, gue capek. Beneran," katanya menatap Cantik dalam.
Cantik yang mengerti pun mengalah dan berjalan mendekati adiknya. "Maafin kakak. Istirahat gih!"
Citra hanya menjawab anggukan saja. Citra tidak berbohong. Saat ini tubuhnya memang sangat lelah.
Setelah Cantik keluar dan menutup pintu kamarnya, barulah Citra berjalan kearah kasurnya dan merebahkan dirinya disana. Citra memandang langit-langit kamarnya yang berwarna putih. Tak lama setelah itu, Citra terlelap ke dalam alam mimpinya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Citra terbangun dari tidurnya pukul empat pagi. Setelah menguap dan meregangkan badan, barulah Citra pergi ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandi pagi sekaligus shalat subuh."Ini air es atau gimana? Dingin banget," ucapnya saat menyalakan shower.
Selang dua puluh menit, barulah Citra keluar dengan mengenakan seragam sekolah lalu melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Setelah shalat tak lupa ia berdoa kepada Yang Maha Kuasa.
"Lapar," ujar Citra memegang perutnya ketika selesai merapikan peralatan shalat miliknya.
Ia sadar bahwa semalam ia belum sempat makan malam karena mengantuk dan akhirnya tertidur.
"Mama pasti masih masak," katanya. "Siap-siap dulu ajalah," lanjutnya lalu berisap-siap.
Mulai dari memakai pelembab, sunscreen, menguncir rambut, hingga menata buku mata pelajaran hari ini.
"Udah selesai!" katanya sambil menepukkan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali.
Setelah itu, Citra turun ke bawah setelah memakai sepatu dan tak lupa dengan membawa tas punggung miliknya.
Sampai di ruang makan, Citra melihat mama dan kakaknya sedang memasak di dapur. Ia tidak melihat papanya, kakak iparnya, dan keponakannya.
"Ma?" panggil Citra setelah meletakkan tasnya disalah satu kursi makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Of Us ✔
Ficção GeralWARNING!!! Siapa sih yang nggak pengen punya sahabat? Mungkin menyenangkan apabila memiliki sahabat yang dapat berbagi segala hal. Yang dapat mengerti dan dimengerti. Seperti kisah ini yang menceritakan tentang kisah persahabatan. Kisah tujuh oran...