TIGA PULUH LIMA

55 9 1
                                    

Enjoy Reading!

❤❤❤

Dua minggu kemudian...

Hari sabtu pagi, suasana di luar sedang cerah. Sinar matahari memasuki celah gorden kamar seorang gadis membuat gadis itu mengerjapkan pelan matanya untuk menyesuaikan cahaya.

"Jam berapa ini?" tanyanya seraya mengambil ponsel yang berada diatas nakas samping tempat tidurnya.

Matanya membola kala melihat jam di ponselnya yang sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Gadis itu segera melompat dari atas kasur dan berjalan sempoyongan menuju kamar mandi.

Gadis itu adalah Nia. Sehabis shalat subuh tadi, ia melanjutkan tidurnya. Niatnya ingin bangun pukul enam pagi, tapi nyatanya dia malah bangun lebih lambat tiga jam.

Sesegera mungkin ia mandi dan memoles wajahnya dengan bedak tabur. Setelah selesai, kemudian ia turun dari kamarya. Ia mendapati rumahnya yang sepi.

"Yakali gue ditinggal sendirian," gumamnya lantas berjalan kearah dapur untuk mengisi perutnya yang sedari tadi minta diisi.

Ia melihat sticky notes yang tertempel di kulkas bertuliskan 'mama, papa, sama Shiva mau jalan-jalan ke luar sama Kak Naya & Kak Ares. Kamu tadi mama bangunin tapi nggak bangun-bangun. Jadi, terima nasib aja kalau kamu ditinggal sendirian di rumah. Mama sayang kamu :)'

"Seriusan gue ditinggal?" tanyanya yang masih tak percaya. "Makan apa coba?"

Ia membuka kulkas dan menemukan redvelved cake, mungkin itu punya Shiva. Ia tak mau memakannya karena takut Shiva ngamuk padanya. Membayangkannya saja ia sudah bergidik ngeri.

Lalu ia membuka tempat penyimpanan sayur dan menemukan sawi, brokoli, wortel, buncis, cabai kecil, cabai merah, kangkung, kol, kacang panjang, dan selada. Ia berinisiatif memasak tumis kangkung karena cara bikinnya yang mudah.

"Sama telur dadar enak kayaknya," gumamnya berinisiatif lalu mengambil satu butir telur. "Jangan satu deh, kurang!" ujarnya lalu mengambil satu lagi telur.

Setelah menyiapkan semua bahan dan mencucinya, kini tangannya lincah memotong kangkung, bawang merah, bawang putih, dan cabai. Lalu ia mengocok lepas dua telur yang sudah ia pecahkan kulitnya dan ia letakkan di mangkuk kecil.

Nia menyiapkan wajan untuk menggoreng telur terlebih dahulu. Setelah selesai, barulah ia menumis kangkung. Tinggal dibumbui dengan garam, gula, dan penyedap rasa atau kaldu ayam.

"Perfect!" ucapnya bangga tatkala mencicipi tumis kangkung yang ia buat.

Setelah semua matang, ia mengambil piring dan nasi. Cacing-cacing diperutnya sedari tadi demo minta makan.

Sebelum makan, ia lebih dahulu berdoa supaya makanan yang ia telan menjadi berkah bagi tubuhnya.

Hampir lima belas menit ia makan. Setelah selesai, barulah ia mencuci peralatan memasak dan makannya tadi.

Ding Dong!

Suara bel rumahnya terdengar. Dengan memberanikan diri, ia berjalalan mendekati pintu utama dan melihat siapa yang datang. Biasanya kalau di rumah lagi ada sang mama, Nia malah berpura-pura tidak mendengar suara bel. Bukan alasan apa-apa, ia hanya takut saja ada orang jahat yang datang ke rumahnya.

Mengambil nafas pelan lalu Nia membuka pintu. Ia tidak membuka seluruhnya, hanya sedikit celah. Kepalanya saja yang menjumbul keluar.

Wajahnya datar kala melihat Athala yang berada dihadapanya dengan tersenyum manis kearahnya.

Seven Of Us ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang