"Marah? Boleh. Asal jangan terlalu lama,"
❤❤❤
Nadia dan Citra sudah sampai di depan rumah Fauzia. Mereka menyapa singkat satpam yang menjaga rumah Fauzia. Setelah mesin mobil dimatikan, mereka berdua turun dari mobil milik keluarga Nadia.
Mereka berdua berjalan mendekati pintu utama dan langsung membunyikan bel rumah tersebut. Tak lama setelah itu, Bi Narni membukakan pintu untuk mereka berdua.
"Assalamu'alaikum, bi. Fauzianya ada?" tanya Nadia sopan.
"Eh, ada Neng Citra sama Neng Nadia," sapa Bi Narni yang dibalas senyuman oleh mereka berdua. "Non Zia teh ada didalam, silahkan masuk atuh." Bi Narni mempersilahkan keduanya untuk memasuki rumah.
Mereka berdua berjalan kearah ruang tamu dengan diantar oleh Bi Narni. "Sekedap ya, bibi panggil Non Zia dulu," pamit Bi Narni hendak memanggil Fauzia namun dihentikan oleh Nadia.
"Eh, bi. Kita berdua boleh langsung ke kamar Zia saja? Soalnya kita lagi mau bahas sesuatu yang penting," ujar Nadia dengan cengiran khasnya.
"Oalah, ya nggak apa-apa toh. Silahkan langsung naik saja ke kamarnya Non Zia. Sudah tahu toh yang mana kamarnya?" tanya Bi Narni.
"Sudah, bi. Kami permisi dulu," ujar Nadia dan Citra lalu berlalu dari hadapan Bi Narni dan langsung menaiki tangga untuk menuju kamar Fauzia.
Tok... Tok... Tok...
Ceklekk...
Pintu kamar Fauzia terbuka dari dalam yang menampilkan si empunya kamar yang memakai baju tidur bergambar bulan dan bintang berwarna navy.
"Boleh masuk 'kan, Zi?" tanya Nadia basa-basi.
"Kalau gue bilang nggak, lo berdua juga udah masuk kedalam rumah gue," jawab Fauzia berbalik lalu duduk dikarpet yang ada dibawah kasurnya.
"Wih! koleksi novel lo nambah lagi, Zi?" tanya Citra yang tangannya sibuk menjelajah rak buku.
"Ngapain lo berdua kesini?" tanya Fauzia menatap mereka satu persatu.
"Gue juga nggak tahu. Gue diajak sama Nadia dan langsung gue setujuin. Daripada gue dirumah disuruh jagain ponakan gue," jawab Citra yang kini sibuk menatap akuarium berisi ikan koki milik Fauzia.
"Jangan lihat-lihat ikan gue. Bisa mati tuh ikan kalau lo lihatin," kata Fauzia galak.
"Mungkin ikannya mati karena nggak tahan sama kecantikan gue," jawab Citra tak mau kalah lalu ia duduk dihadapan Fauzia.
"Narsis banget lo!" sungut Fauzia. "Nad?" tanya Fauzia membuyarkan lamunan Nadia.
"Eh, apa?" tanya balik Nadia.
"Dih, ngelamun! Muka lo tuh nggak cocok kalau sedih," ejek Citra.
"Lo kenapa, Nad?" tanya Fauzia heran karena tidak biasanya sahabatnya ini jadi pendiam.
"Lo ada masalah ya sama Fath?" tebak Citra.
"Nggak kok. Gue baik-baik aja sama dia," jawab Nadia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Of Us ✔
General FictionWARNING!!! Siapa sih yang nggak pengen punya sahabat? Mungkin menyenangkan apabila memiliki sahabat yang dapat berbagi segala hal. Yang dapat mengerti dan dimengerti. Seperti kisah ini yang menceritakan tentang kisah persahabatan. Kisah tujuh oran...