SEBELAS

76 11 1
                                    

Jangan lupa vote dan comment ya...

❤❤❤

"Udah bubar acaranya! Pulang sana!" usir Citra ketika melihat Fauzia baru saja datang.

"Bubar palamu! Ijab kabul aja belum mulai, udah bubar aja," sahut Putri.

Fauzia memang datang telat daripada kelima sahabatnya. "Iya, iya. Maafin gue," kata Fauzia akhirnya.

"Nia mana?" tanya Elisa.

"Iya juga. Dari tadi kita nggak lihat tuh makhluk," jawab Eka.

"Nah, itu dia!" seru Nadia membuat beberapa tamu undangan melihat kearah mereka.

"Kecilin dikit suara lo, Nad," gumam Fauzia disamping Nadia. Nadia hanya cengengesan saja.

"Kalian jadi datang?" tanya Nia menghampiri sahabatnya. Nia menggunakan kebaya yang sama dengan keluarganya.

"Jadi dong," jawab mereka berlima kompak.

"Yuk! Ikut gue," ajak Nia berjalan lebih dahulu. Keenamnya mengikuti Nia. Sambil sesekali mereka bercanda gurau.

"Eh, calon suami Kak Naya ganteng nggak?" tanya Citra.

"Hush! Kak Naya udah mau nikah, jangan berpikiran buat nikung!" sentak Elisa.

Citra menghela nafas. "Yakali! Gue mau nanya gitu siapa tahu suami Kak Naya nanti mau coba produk kecantikan dari gue," ujarnya.

"Promosi ceritanya?" sahut Nia.

"Iyalah," jawab Citra ceria.

Mereka sampai didepan kamar Kak Naya. Setelah mengetuk pintu dan mendapat sahutan dari dalam. Nia memutar kenop pintu dan membukanya.

Disana terdapat Kak Naya dengan balutan kebaya berwarna putih, dipadukan dengan rok batik berwarna cokelat, riasan yang natural tapi terlihat begitu cantik karena wajah Kak Naya yang sudah cantik, hiasan bunga yang ada dikepalanya menambah kecantikan Kak Naya.

"Wow!" kata mereka berenam melihat Kak Naya.

"Alay!" sahut Nia membuat mereka menatap Nia kesal.

"Adek-adekku datang juga," ujar Kak Naya membuat mereka mendekati Kak Naya yang sedang duduk ditepi ranjang.

"Kakak cantik banget," puji Fauzia.

Kak Naya tersenyum. "Ah, jadi malu," katanya dengan nada imut.

Nia, Nadia, Elisa, dan Citra bergidik ngeri.

"Kakak udah nggak cocok bertingkah imut kayak gitu," sahut Elisa membuat yang lain tertawa.

"Oh ya, kak. Mereka kesini mau bantu cuci piring katanya," ujar Nia membuat keenam sahabatnya menatapnya horor.

"Jangan dong! Udah ada orang yang buat nyuci piring. Lagian, adek-adek kakak udah pada cantik-cantik. Nggak elit banget kalau disuruh cuci piring," jawab Kak Naya membuat keenamnya tersenyum senang dan menatap Nia dengan pandangan kemenangan.

"Sebenarnya yang adik kandung kakak itu aku apa mereka sih?" tanya Nia heran, kerena kakaknya ini selalu berpihak pada sahabatnya daripada dirinya.

"Kalau kakak bisa milih. Mending dulu kakak milih mereka buat jadi adik kakak daripada kamu," jawab Kak Naya membuat keenam remaja itu tertawa. Menertawakan Nia dengan wajah cemberutnya.

"Tega banget lo, kak!" sahut Nia dengan mulut cemberut.

"Bercanda gue, dek. Dalam hidup gue lo itu spesial, nggak ada yang bisa nandingin," kata Kak Naya.

Seven Of Us ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang