TIGA BELAS

65 12 1
                                        

"Sahabat, dialah yang bisa membuatmu tertawa dengan tingkah konyolnya disaat kamu merasa sedih dengan keadaan"

❤❤❤

Hari Jum'at sore. Ketujuh sahabat itu mengikuti ekstrakulikuler PMR yang terakhir karena mereka sudah berada di akhir Sekolah Menengah Pertama. Mereka harus fokus untuk Ujian Nasional yang akan diselenggarakan nantinya. Saat ini, mereka sedang menunggu waktu untuk pulang.

"Kenapa tuh muka kusut?" tanya Putri pada Nadia. Saat ini mereka sedang duduk-duduk dirumput.

Nia dan Fauzia hanya memandang keduanya dengan menyangga tubuh mereka dengan kedua tangan diarahkan ke belakang.

"Nggak apa-apa," jawab Nadia lesu.

"Bilangnya nggak apa-apa, taunya ada apa-apa," sindir Putri membuat Fauzia dan Nia tertawa.

Jika kalian bertanya dimana Eka, Elisa, dan Citra. Jawabannya, mereka bertiga sedang mengantri cilok Mang Ndoko yang banyak dikerumuni siswa dan siswi yang mengikuti ekstrakulikuler pada sore ini.

"Mang, saya beli cilok campur siomay lima ribu," ujar salah satu siswi berkacamata.

"Sabar-sabar. Tangan saya cuma dua," ujar Mang Ndoko yang kualahan meladeni pembeli.

"Mang, saya dari tadi antri disini. Kenapa saya kebagian yang terakhir?" protes Eka.

"Nih! Si eneng yang ayu ambil sendiri aja," jawab Mang Ndoko memberikan satu tusuk sate dan satu sterofoam pada Eka.

Oke, kembali lagi pada Putri, Nadia, Nia, dan Fauzia. Ketiga orang itu menatap Nadia heran karena sedari tadi Nadia tak tersenyum sama sekali.

"Ni?" panggil Putri.

"Apa?" tanya Nia menaikkan sebelah alisnya.

"Lo masih berhubungan sama Kak Athala?" tanya Putri sukses membuat Nia berdecak kesal.

"Ck! Kurang kerjaan banget berhubungan sama mantan," jawab Nia sedikit kesal.

"Kok gue nggak percaya, ya?" kata Putri dengan pandangan nakal.

"Terserah lo deh!" ujar Nia pasrah.

"Nih cilok kalian," ujar Citra mengulurkan empat sterofoam yang berisi cilok.

"Wah! Makasih," kata Fauzia dengan semangat empat lima apalagi ini menyangkut soal makanan.

Mereka membuka sterofoam masing-masing lalu memakan cilok yang menjadi andalan dari sekolah mereka.

"Chilokh Mangh Ndhoko phaling thop!" ucap Elisa sambil mengunyah makanan.

Eka menelan cilok yang ada dimulutnya. "Telen dulu tuh cilok! Kesedak baru tahu rasa lo!" kata Eka. Elisa hanya menjawab dengan cengiran saja.

Mereka makan dalam diam sambil menikmati cilok Mang Ndoko.

"Nad? Lo nggak habis?" tanya Fauzia.

"Hah? Apaan?" tanya balik Nadia.

"Dari tadi ternyata ngelamun nih anak!" kesal Citra.

"Kalau nggak habis, sini biar gue yang habisin!" kata Fauzia yang masih merasa belum kenyang.

Seven Of Us ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang