SEMBILAN BELAS

57 11 1
                                    

Budayakan vote dan comment ya...

Happy Reading!

❤❤❤

"JANGAN TINGGALIN GUE!" teriak Citra karena keenam temannya meninggalkannya.

Saat ini, seluruh siswa dan siswi sedang berbaris di lapangan karena akan diadakan pawai keliling untuk memperingati hari ulang tahun sekolah mereka.

"Lo sih! Pakek telat datang segala!" semprot Nadia ketika Citra sudah berbaris disampingnya.

"Wihh! Pakek baju tentara, nih," goda Putri.

"Iyalah!" jawab Citra bangga. "Lo sendiri kenapa pakek kebaya?" tanya Citra.

"Cita-cita gue gampang kok! Gue cuma mau jadi ibu rumah tangga yang baik, nggak jahat, dan sayang sama keluarga," jawab Putri bangga.

"Hebat! Gue bangga sama lo!" puji Nia yang mengenakan baju polisi.

"Eh, ada bu polwan," ujar Citra menatap Nia.

"Cita-cita lo polwan, Ni?" tanya Elisa yang memakai baju seperti seorang pengusaha.

"Nggak tahu," jawab Nia nyengir. "Yang pasti nanti gue jadi orang sukses," lanjutnya.

"Bu dokter diam-diam bae dari tadi," kali ini Citra berkata pada Fauzia. "Jarum suntiknya mana, bu?" tanyanya.

"Ada, nanti buat nyuntik mulut lo biar nggak ngoceh melulu!" jawab Fauzia sewot.

Hal itu membuat yang lainnya tertawa.

Seperti biasa, Fauzia selalu sewot ketika sedang mengobrol dengan Citra. Bawaannya pengen emosi mulu.

"Udah woy! Baris-baris" ujar Eka yang memakai baju tentara sama seperti Citra.

Acara dibuka dengan sambutan-sambutan ringan dari kepala sekolah dan dilanjutkan oleh susunan rangkaikan jalannya acara nantinya.

Setelah hampir dua puluh menit. Akhirnya setiap kelas mulai dipersilahkan untuk mulai berjalan ke luar sekolah. Dimulai dari kelas terkecil terlebih dahulu, yaitu kelas tujuh.

"Yahh... Bakalan lama," keluh Nadia yang mengenakan baju polisi sama seperti Nia. "Gue kira yang jalan kelas sembilan duluan," lanjutnya.

"Ngeluh mulu hidup lo!" celetuk Elisa membuat Nadia manyun.

"Nanti kalau dijalan baris yang rapi, ya? Biar menang dalam kategori kerapihan baris," ujar Rio.

"Rapi pun belum tentu menang kita!" sahut Ilham membuat yang lain tertawa.

"Emang kelas lo nggak mau menang!?" tanya Amanda galak.

"Ya maulah, neng," jawab Ilham.

"Kalau dipikir-pikir, kelas kita dari dulu nggak pernah menang apa pun. Ada lomba tujuh belasan, kelas kita nggak dapat juara. Ada lomba kebersihan, yang ada kelas kita jadi pemenang dengan kategori kelas yang paling kotor," ujar Alvin menyahuti.

"Menang nggak menang yang penting senang! Ya nggak tuh!?" tanya Adi, siswa yang terkenal playboy cap badak.

"BETULLL!!!" jawab semuanya kompak lalu mereka semua tertawa bersama.

Setelah menunggu beberapa saat. Akhirnya tiba giliran kelas mereka yang disuruh mulai berjalan. Setelah kelas IX-A, kini giliran mereka yaitu kelas IX-B.

Disetiap jalan mereka bernyanyi seperti layaknya anak TK yang sedang bertamasya. Perkataan ketua kelas tadi diabaikan oleh mereka semua. Mereka berbaris tidak beratur.

Seven Of Us ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang