ENAM

111 18 1
                                    

"Setidaknya, aku memiliki kalian sebagai saudaraku"

❤❤❤

Rabu, 24 Agustus 2018

Menjadi anak tunggal apalagi perempuan, bukanlah hal yang mudah. Tanggung jawab yang besar menjadi salah satu tantangan tersendiri. Meskipun kedua orang tua tidak menuntut untuk membanggakan, tapi mana ada orang tua yang tidak bahagia ketika membuatnya bangga.

Kadang aku berpikir bagaimana cara agar membuat mereka bangga padaku. Aku ingin sekali melihat papa dan mama bangga melihatku memakai toga dihari kelulusanku. Sungguh, aku sangat menantikan hari itu tiba dan membuat bangga orang tuaku.

Putri menutup buku diary miliknya lalu menatap ke luar jendela. Ia menghela nafas berat lalu mengambil secangkir minuman cokelat hangat yang dibuatkan oleh sang mama.

Cuaca diluar sedang gerimis. Suasana yang mendukung untuk bergelung dengan selimut hangatnya. Namun tugas sekolah lagi-lagi tak mengizinkan untuk melakukan aktivitas tersebut.

"Oke! Semangat Putri! Demi masa depan yang cerah kamu dilarang untuk lelah!" ujarnya menyemangati diri sendiri.

Baru saja dirinya hendak menjawab soal matematika pada buku PR miliknya. Namun, ponselnya berbunyi menandakan ada pesan masuk.

"Ya Allah, godaan apa lagi ini?" tanyanya lalu meraih ponselnya. "Mau ngerjakan PR aja susah bener," katanya.

Ia membuka ponsel miliknya lalu membuka pesan yang dikrim oleh salah satu sahabatnya.

Nia Dwi K
Put, gue sama Zia mau ke rumah lo

Kesini aja, biasanya juga udah kesini tanpa ngabarin

Nia Dwi K
Oke, gue OTW sama Zia kesana

Ok

Putri segera keluar kamar untuk memeriksa makanan yang ada didalam kulkas miliknya. Dan ternyata masih banyak makanan ringan dari snack, chiki, roti, dan masih banyak lagi.

"Untung masih ada," gumam Putri kembali menutup kulkasnya.

Ting... Tong...

Putri melangkah untuk membukakan pintu ketika mendengar suara bel rumahnya.

"Hai, Put!" sapa kedua sahabatnya riang.

"Cepet banget kalian nyampenya?" tanya Putri.

"Gue tadi nanya lo waktu dijalan mau kesini," ujar Nia nyengir.

Putri memutar bola matanya malas lalu mempersilahkan keduanya untuk masuk kedalam rumahnya.

"Tumben rumah lo sepi?" tanya Fauzia.

"Papa gue lagi di kantor. Mama lagi ke rumah tetangga sebelah yang baru aja pindah," jawab Putri mendudukkan diri dikursi ruang tamu diikuti kedua sahabatnya. "Mau apa kalian kesini?" tanya Putri.

"Bosen gue di rumah jadi gue ajak Zia kesini," ujar Nia.

"Sekali-sekali ajak gue kerumah kalian kek. Berasa kayak orang tua banget gue," ujar Putri.

"Rumah lo enak, Put buat kumpul-kumpul," sahut Nia.

"Lo kira rumah gue penampungan!?" tanya Putri.

Seven Of Us ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang