"Setidaknya, ada kalian yang bisa membuatku tertawa"
❤❤❤
"Mama, aku berangkat dulu," ujar Citra menuruni anak tangga dengan langkah tergopoh-gopoh.
"Nggak sarapan dulu?" tanya Fatimah pada anak keduanya yang berjalan kearahnya.
"Aduh, aku udah telat banget ini, ma," ujar Citra yang langsung meminum segelas susu lalu mencium punggung tangan sang mama lalu berpamitan ke sekolah.
"Aunty, minta pelmen dong," ujar Chika, keponakan Citra yang kini berusia dua tahun.
"Aduh adek, permennya habis. Nanti kalau pulang sekolah aunty beliin yang banyak, oke?" tanya Citra mendekat kearah keponakannya yang tubuhnya hanya dililit handuk saja. Sudah dipastikan bahwa keponakannya ini kabur dari sang ibunda.
"Ote," jawab Chika dengan nada cadelnya.
Setelah mendapat jawaban dari Chika, Citra keluar dari rumahnya menuju garasi untuk mengambil sepeda goesnya. Yap, hari ini dirinya memutuskan untuk berangkat ke sekolah menggunakam sepeda goes. Maka dari itu, dirinya memutuskan untuk sedikit berolahraga. Hitung-itung buat bakar lemak.
"Aish! Nih sepeda kenapa bannya kempes sih?" tanyanya pada diri sendiri ketika melihat ban sepeda kesayangannya kempes. Mungkin efek karena sudah lama tidak digunakan.
Sayangnya Dewi Fortuna tidak berpihak padanya kali ini.
"Masa iya gue jalan kaki?" tanyanya menggaruk kepalanya bingung.
"Kok belum berangkat?" tanya sang papa tiba-tiba datang dengan nada dingin.
"Eh? A-anu, pa. I-ini, ban sepedanya kempes," jawab Citra gugup.
David menatap sekilas ban sepeda yang terletak disamping putrinya. "Berangkat sama papa," katanya dingin lalu menuju mobil pajero yang tak jauh dari posisi awal mereka berdiri.
"Eh?" jawab Citra kaget. Seumur-umur baru kali ini dirinya berangkat sekolah bersama papanya. Biasanya jika dirinya berangkat ke sekolah sering diantar sang mama, supir, nebeng tetangga, kalau nggak pakek sepeda goes.
"Papa kesambet apaan pagi-pagi gini?" tanyanya heran.
Tin... Tin...
"Cepet naik!" titah David membuat lamunan Citra buyar.
"E-eh iya, pa," ujar Citra kelabakan lalu berlari ke arah mobil.
Setelah memasang sabuk pengaman, David pun menjalankan mobilnya keluar dari pekarangan rumah. Mobil tersebut yang ditumpangi oleh ayah dan anak itu pun melaju membelah jalanan yang lumayan padat.
Keadaan di dalam mobil terasa begitu canggung. Hawa dingin menyelimuti keduanya. Entah mereka berdua tidak ada topik yang ingin dibicarakan ataupun bingung harus memulai dari mana.
Citra yang biasanya bertingkah laku absurd, kini dirinya hanya bisa terdiam dan menunduk sambil memainkan jari-jari tangannya.
"Kalau tahu suasananya bakalan secanggung ini, lebih baik tadi nebeng sama Razka," ujar Citra dalam hati. Razka adalah nama tetangganya yang sering ia mintai tebengan sekaligus sahabat masa kecilnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Of Us ✔
Ficção GeralWARNING!!! Siapa sih yang nggak pengen punya sahabat? Mungkin menyenangkan apabila memiliki sahabat yang dapat berbagi segala hal. Yang dapat mengerti dan dimengerti. Seperti kisah ini yang menceritakan tentang kisah persahabatan. Kisah tujuh oran...