Happy Reading!
❤❤❤
"Assalamu'alaikum. Ada apa?" tanya suara dengan nada lemah lembut dari seberang.
Eka hanya menghela nafasnya.
"Kamu kenapa?" tanya orang itu lagi yang tak lain adalah Arya--kekasih Eka.
"Maaf," kata Eka pelan.
"Maaf kenapa? Kamu nggak buat kesalahan," jawab Arya diseberang sana. Pasalnya ia saat ini tengah khawatir.
Mata Eka berkaca-kaca siap untuk menumpahkan liquid bening dari pelupuk matanya. "Aku mau kita berhenti sampai disini."
Arya diam selama beberapa saat. "Kamu bercanda 'kan?" tanya Arya diakhiri dengan kekehan kecil diakhir kalimatnya.
"Aku serius. Aku mau hubungan kita sampai disini saja," ujar Eka tegas. Sebenarnya ada rasa tak rela jauh didalam lubuk hatinya.
Arya menghela nafas. "Aku bikin kesalahan sama kamu? Kalau iya, aku minta maaf. Aku nggak mau putus dari kamu," katanya.
"Maaf, Ar. Aku nggak bisa," kata Eka.
"Kamu kenapa sih? Tiba-tiba mutusin aku kayak gini? Kamu punya pengganti yang lebih baik dari aku?" cerca Arya bertanya.
Eka menggeleng meski Arya tak tahu. Mati-matian dia menahan agar suara isakannya tidak terdengar di telepon.
"Keputusan aku udah bulat, Ar. Kita nggak bisa sama-sama lagi," kata Eka hendak mematikan telepon, namun suara Arya mengehentikan niatnya.
"Setidaknya kasih aku alasan," kata Arya.
Eka menghela nafasnya. "Aku nggak mau kamu terluka nantinya, Ar. Lebih cepat lebih baik jika aku mengatakannya sekarang. Aku mau kamu cari pengganti yang lebih baik dari aku," jawab Eka memberi jeda. "Kamu akan terluka jika terus-menerus sama aku, Ar," lanjutya.
Arya terdiam diseberang.
"Kita masih bisa berteman, Ar. Mantan nggak harus saling membenci 'kan?" tanya Eka diakhiri dengan kekehan kecil diakhir kalimatnya. Padahal ia sendiri menangis. "Terima kasih telah menemaniku selama setahun terakhir, Ar. Maaf untuk sekali lagi. Semoga kamu bahagia, Ar," sambungnya lalu memutuskan panggilan telepon secara sepihak.
Setelahnya Eka menangis sejadi-jadinya. "Maaf, Ar," berkali-kali Eka mngucapkan kata itu sembari memukul pelan dadanya yang terasa sesak.
.
.
.
.
.Eka mengerjapkan matanya dan merasakan ada sesuatu dingin yang menempel di kedua kelopak matanya. Ia bangun dan menemukan dua potong mentimum bulat berada di pangkuannya yang terjatuh.
"Udah bangun, mbak?" tanya Sari yang baru saja memasuki kamar Eka.
Eka menoleh pada ibunya.
"Ibu tadi lihat kamu nangis terus ketiduran. Ibu nggak mau mata kamu bengkak, makanya ibu kasih mentimun," ujar Sari mengulurkan air putih pada Eka.
Mata Eka kembali berkaca-kaca mengingat perkataannya pada Arya lewat sambungan telepon tadi.
"Kok nangis lagi?" tanya Sari. Eka sekarang sudah memeluk pinggang ibunya. Ia menangis disana. Sementara Sari, ia menangkan Eka sembari menepuk bahu putrinya.
"Aku jahat banget sama Arya, bu," kata Eka pelan.
Sari tahu arah pembicaraan ini nantinya akan kemana. "Kamu nggak jahat, mbak. Kamu hanya mau yang terbaik buat Arya," kata Sari berusaha menenangkan Eka.
![](https://img.wattpad.com/cover/241882355-288-k229109.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Of Us ✔
General FictionWARNING!!! Siapa sih yang nggak pengen punya sahabat? Mungkin menyenangkan apabila memiliki sahabat yang dapat berbagi segala hal. Yang dapat mengerti dan dimengerti. Seperti kisah ini yang menceritakan tentang kisah persahabatan. Kisah tujuh oran...