Happy Reading!
❤❤❤
"Finally! Selesai juga!" ujar Eka saat keluar dari ruangan.
Hari ini, tepat hari terakhir mereka menjalani ujian. Setelah tiga tahun menempuh pendidikan dan selama empat hari mereka berjuang untuk menentukan kelulusan.
"Sabar, di depan sana masih panjang," ucap Putri menepuk bahu Eka.
"Setidaknya kita sudah melewati satu rintangan," jawab Eka.
"Tapi gue takut," sahut Nadia saat mereka sedang memakai sepatu.
"Kenapa?" tanya Elisa.
"Takut nilai gue jelek," jawab Nadia dengan menunduk.
"Nad, usaha nggak bakalan menghianati hasil. Kalau lo udah berusaha pasti hasil akhirnya nanti bakalan setara sama yang lo usahain selama ini," ujar Elisa bijak.
"Tumben kalian berdua nggak berantem?" tanya Nia pada Fauzia dan Citra.
"Nanti kalau kita berdua berantem disangka banyak omong," sahut Fauzia mencibir.
"Tau! Kalau kita rame entar kalian bilang kayak pasar malam," ujar Citra ikut-ikutan.
"Makan-makan, yuk!" ajak Putri.
"Makan apaan?" tanya Nia.
"Makan angin!" sahut Fauzia dan Citra bebarengan. Mereka berdua lalu saling menatap.
"Cieee, Barengan!" goda Nadia.
"Apaan, sih!?" lagi-lagi Fauzia dan Citra menyahutinya bebarengan.
"Kompak bener," ujar Nia geleng-geleng kepala.
"Udah lah! Gue mau pulang duluan," ujar Fauzia beranjak berdiri.
"Dia marah?" tanya Elisa pada yang lain.
"Marahnya Fauzia mah bentar doang. Habis itu balik lagi," kata Citra yang sudah hafal sifat sahabat-sahabatnya.
"Ide gue tadi jadi atau nggak?" tanya Putri memastikan.
"El? Balik yuk!" ajak Nadia yang langsung disetujui oleh Elisa. Mereka berdua langsung beranjak pergi.
"Sorry, Put. Gue lagi nggak ada pemasukan," jawab Nia.
"Gue juga. Duit gue, gue tabung buat beli buku," jawab Citra.
"Sejak kapan lo hobi beli buku?" tanya Putri.
"Sejak pertama kita bertemu," jawab Citra iseng.
"Dih! Najis!" tolak Putri mentah-mentah.
"Anjir! Gue merinding dengar lo ngomong gituan, Cit," ujar Eka mengusap kedua lengannya.
❤❤❤
"Suram amat tuh wajah," ujar Cantik pada Citra yang sedang melamun di taman brlakang rumahnya. "Gue dulu kalau udah selesai ujian tuh langsung pergi jalan-jalan sama temen, makan-makan, coret-coret baju, lah lo malah sedih," imbuhnya.
"Lo mau kasih contoh yang nggak baik buat adik lo?" tanya Citra melirik Cantik sekilas. "Asal lo tau aja kalau coret-coret baju itu dilarang," tambahnya.
Cantik menghela nafas pelan. "Kenapa lo sedih? Takut dimarahin papa kalau nilai lo jelek?" tanyanya.
"Gue udah berusaha. Apapun hasilnya nanti, gue terima," jawab Citra. "Gue cuma takut aja kalau seumpama sahabat-sahabat gue nanti punya sahabat baru lagi," kata Citra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Of Us ✔
General FictionWARNING!!! Siapa sih yang nggak pengen punya sahabat? Mungkin menyenangkan apabila memiliki sahabat yang dapat berbagi segala hal. Yang dapat mengerti dan dimengerti. Seperti kisah ini yang menceritakan tentang kisah persahabatan. Kisah tujuh oran...