Vote dan komennya ditunggu ya...
Happy Reading!
❤❤❤
"Gue deg-degan," kata Eka.
"Sama. Rasanya seperti anda menjadi Iron Man," sahut Nia.
"Ngaco!" ujar Citra pada Nia.
Saat ini, seluruh murid kelas sembilan tengah berkumpul di lapangan untuk pengumuman kelulusan.
Nadia dan Putri, mulut mereka sedari tadi tengah berkomat-kamit membaca mantra agar harapan mereka berjalan sesuai yang mereka harapkan.
"Elisa mana?" tanya Fauzia. Pasalnya sedari tadi, dia tidak melihat batang hidung sahabatnya itu.
"Belum datang kayaknya," jawab Nia.
"Tuh anaknya!" tunjuk Nadia pada Elisa yang baru saja datang dengan nafas memburu.
"Udah mau pulang, El. Balik lagi aja sana!" kata Putri.
"Sorry, gue telat," kata Elisa sembari mengatur nafasnya.
"Nggak biasanya lo telat. Ada apaan emangnya?" tanya Nadia.
"Gue bangun kesiangan soalnya kakak gue semalam lahiran," jawab Elisa.
"Jadi tante dong!" sahut Eka semangat.
"Kakak lo yang lahiran kenapa lo yang kesiangan?" tanya Citra.
Elisa memutar bola matanya malas. Sebenarnya ia malas untuk menjelaskan secara terperinci. "Lo bayangin aja ya, di rumah cuma ada gue, kakak gue, sama kakak ipar gue. Papa mama gue lagi ke luar kota. Mana kakak gue lahirannya jam dua malam. Gue aja baru tidur jam dua belas malam," ujar Elisa memberi jeda. "Kalau dihitung-hitung. Gue semalam cuma tidur empat jam. Dari jam dua belas malam sampe jam dua malam terus habis shalat subuh sampe bangun kesiangan tadi. Kalian nggak lihat nih mata gue udah kayak mata panda!" lanjutnya menunjuk lingkar bawah matanya yang menghitam.
Fauzia meringis menatap Elisa. Sementara yang lain hanya geleng-geleng saja.
"Tenang, El. Nanti sepulang dari sini lo tidur sepuas-puasnya," kata Nia.
"Pasti!" jawab Elisa.
"Sttt... Udah dimulai," peringat Eka saat melihat kepala sekolah naik ke podium.
Mereka semua diam menatap lurus ke depan memperhatikan kepala sekolah.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," sapa kepala sekolah.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab semua siswa serempak.
Kepala sekolah menyapukan pandangannya. "Tak terasa ya, kalian sudah menempuh pendidikan di sini selama tiga tahun," ujarnya. "Jika diingat kembali. Selama tiga tahun itu, kalian pasti banyak melakukan hal bersama teman-teman kalian. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari perjalanan selama tiga tahun belakang ini. Susah senang kalian tetap bersama. Hari-hari itu, yang nantinya akan menjadi cerita untuk anak dan cucu kalian. Pasti kalian ada atau bahkan sering diberi wejangan oleh guru-guru, mereka tidak memberi wejangan itu hanya semata-mata untuk membuat kalian tidak mengulangi kesalahan yang sama. Tapi guru-guru menginginkan yang terbaik untuk anak-anak didiknya. Tidak ada seorang guru yang ingin anak didiknya tidak sukses. Semua guru menginginkan semua anak didiknya sukses dimasa depan," sabungnya memberi jeda.
"Kalian akan melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, yaitu jenjang SMA. Harapan saya, semoga kalian dapat masuk ke SMA favorit atau SMA yang kalian inginkan. Pesan saya hanya satu, banggakan kedua orang tuamu, banggakan ibu bapak guru yang telah mengajar kalian dengan kesuksesan dimasa depan. Sapalah bapak ibu guru ketika kalian tidak sengaja bertemu mereka dijalan atau dimana pun itu."
![](https://img.wattpad.com/cover/241882355-288-k229109.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Of Us ✔
General FictionWARNING!!! Siapa sih yang nggak pengen punya sahabat? Mungkin menyenangkan apabila memiliki sahabat yang dapat berbagi segala hal. Yang dapat mengerti dan dimengerti. Seperti kisah ini yang menceritakan tentang kisah persahabatan. Kisah tujuh oran...