Maaf kalo ada typo,
Jangan lupa VOMENT!!
Happy reading!!!__
Zeze mengerjap matanya lirih sebelum akhirnya dia menyesuaikan cahaya di dalam ruangan dan melihat wajah tampan seseorang yang selalu bersamanya.
"Ion,"ucapnya serak.
Arion yang sedari tadi menunduk pun langsung mengangkat kepalanya, wajahnya menampilkan senyum bahagia sampai akhirnya Zeze merasakan pelukan hangat menyapanya.
"Ana, kenapa lo sadarnya lama banget si?"tanya Arion terisak.
"Eh jangan nangis, gue udah sadar."ucap Zeze serak sambil mengelus rambut Arion.
"Tenggorokan lo sakit ya? Ini minum dulu,"ucap Arion membantu Zeze minum.
"Udah."ucap Zeze.
"Gue takut banget,"ucap Arion lirih kembali memeluk Zeze seolah jika dia melepaskannya sedetik saja tubuh gadisnya raib.
"Lepas Ion, bantu gue duduk dulu."ucap Zeze membuat Arion ikut duduk diatas brankarnya kemudian mengangkat Zeze ke atas pangkuannya. Gadis itu hanya menggelengkan kepalanya pelan menanggapi sikap manja pasangannya.
"Lo hampir bikin gue mati,"ucap Arion lirih di telinganya, posisi Zeze kini tengah bersandar di dada bidang Arion.
"Sehari yang hari lalu, lo sempat dinyatakan meninggalkan oleh tiga dokter yang memeriksa lo. Kita semua ga bisa menerima itu, Arjun langsung pergi ke markas buat bikin penawar dari racun lo karena racun ini langka. Kita semua cuman bisa berharap sama dia, dua jam setelah dia pergi seseorang berpakaian hitam datang kesini dan bilang kalo dia punya penawar racun itu dan harus segera di minumkan agar racunnya ga memakan seluruh organ lo. Kita semua yang memang sedang dalam keadaan kacau langsung saja meminumkan racun itu ke lo, hasilnya lo kejang-kejang selama sepuluh menit dan dinyatakan akan sadar pagi ini. Tapi lo sadarnya malam, lo bikin gue takut."ucap Arion mengeratkan pelukannya.
"Racun?"beo Zeze.
"Ya, di peluru terakhir lo yang di perut itu terdapat racun."
"Terus orang itu mana?"tanya Zeze.
"Dia pergi setelah menyerahkan penawarnya."ucap Arion kemudian mendekatkan bibirnya hingga bersentuhan dengan telinga Zeze.
"Happy birthday my Queen."bisik Arion terasa geli di telinga Zeze.
"Tunggu tengah malam nanti Arion,"ucap Zeze tersenyum.
"Gue mau jadi yang pertama buat lo makanya ucapin sekarang,"ucap Arion kemudian mengangkat sebuah cincin di depan muka Zeze dengan satu tangan dan tangan lainnya melingkar di perut Zeze,"Will you marry me?"
Muka Zeze sekarang benar-benar memerah mendengar ucapan itu,"Arion kita masih terlalu muda untuk ke jenjang itu."
"Ck, kenapa kita ga bisa nikah sekarang? Gue pengen lo selalu ada 24 jam di dekat gue,"ucap Arion mendengus lalu menjatuhkan kepalanya di bahu Zeze.
"Ah iya gue tahu."sambung Arion kemudian memasangkan cincinnya ke jari manis Zeze dan cincin satunya lagi yang dia simpan di saku dia pasangkan di jari manisnya sendiri,"anggap aja ini cincin pertunangan kita."
"Memang bisa gi--"
Ucapan Zeze terhenti saat Arion mencium sudut bibirnya.
"Karena kita udah tunangan jadi udah bolehkan?"tanya Arion.
"Boleh apa?"
"Ini,"Arion mengelus sudut bibir Zeze dengan ibu jarinya, kemudian menelusuri lagi hingga permukaan bibir gadisnya,"tapi ini kalau udah nikah gak apa-apa kok, aku siap nunggu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Of The World (End)
ActionGelap-Terang sisi yang berbeda namun satu sang pemimpin, ini kisah miliknya, kisah milik sang gadis dengan kehidupan yang dipenuhi oleh kebohongan, teka-teki, ancaman, teror menjadi pelengkapnya. Hidup ditengah ruangan hampa penuh kegelapan, seorang...