#49

2.7K 201 22
                                    

Maaf kalo ada typo,
Jangan lupa VOMENT!!
Happy reading!!!

__

Zeze menatap kedepannya dengan datar setelah mendengar penjelasan Alena bahwa gadis itu tidak pernah diajak Bianca ke markas ataupun mansionnya.

Gadis bodoh-batin Zeze mengumpat.

Kemudian Zeze mengingat ulang bagaimana kejadian saat mereka melakukan misi terakhir hingga akhirnya berakhir seperti ini,

"Gue pergi dulu,"ucap Zeze langsung berdiri saat menyadari sesuatu.

"Kemana?"tanya Bagas memegang pergelangan tangan Zeze.

"Ke ruangan."

Daren hanya menatap tubuh Zeze yang perlahan mulai menjauh, lalu tiba-tiba cincin di jari kelingkingnya berkedip membuat dia langsung berdiri membuat mereka yang masih di dalam ruangan itu kaget.

"Kemana lo? Ikut Zeze?"tanya Kenzi yang di balas keheningan karena Daren sudah pergi.

"Sialan!"

Sedangkan disisi Zeze yang berada di ruangannya tengah menahan amarah dan kekecewaan sampai akhirnya Daren memasuki ruangan itu.

"Salam Queen."ucap Daren membungkuk.

"Suruh para ilmuan dan dokter keruangan ini sekarang juga!"perintah Zeze dengan menunduk.

Ada apa?-batin Daren bingung tapi tetap melaksanakan tugasnya.

"Salam Queen."

"Kemana kalian tanggal 14 November disaat saya dan tiga anggota lainnya menjalankan misi?"tanya Zeze.

"Kami berada laboratorium karena sedang menyiapkan racun dan penawarnya seperti yang Queen minta sebelum berangkat dan para dokter ikut penyelamatan anda lalu mereka menjaga pasukan selama sehari penuh karena banyaknya luka serius,"ucap ketua dari para ilmuan menetap Zeze aneh, karena Zeze sendiri yang menyuruh mereka tapi kini bertanya.

Brak! Zeze menggebrak meja di depannya dan langsung berdiri membuat bawahannya menunduk takut,"lalu adakah orang masuk ke dalam laboratorium?"

"T-tidak ada, Queen."

"Keluar."satu kata Zeze membuat mereka langsung membungkuk dan berjalan cepat ke pintu setelah Zeze membukanya.

"Mohon maaf Queen, ada apa sebenarnya?"tanya Daren yang sudah penasaran.

"Kita lakukan penyeleksian besok,"ucap Zeze mutlak.

"Ada apa Ze?"tanya Daren informal kala semakin khawatir saat menatap mata Zeze yang memerah seperti menahan tangis dan amarah.

"Ada pengkhianat,"ucap Zeze serak dan lirih.

"Siapa?"tanya Daren dan Zeze menunjukkan salah satu profil anggota yang berada di laptopnya dengan pandangan kosong. Daren seketika kaget melihat foto itu kemudian dia mengelus pucuk kepala Zeze,"no problem, pengkhianatan itu biasa dalam dunia hitam ini."

Queen Of The World (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang