Maaf kalo ada typo,
Jangan lupa VOMENT!!!
Happy reading!!!__
Ruangan hitam putih kini menjadi saksi bisu rapuhnya seorang gadis tangguh. Kelopak mata bengkak itu mengerjap beberapa kali sebelum menampilkan bola mata indahnya pada dunia.
"A-arion,"ucap Zeze serak saat merasa ada kehidupan di samping tubuhnya.
"Kenapa? Sakit? Pusing? Mual?"tanya Arion khawatir sambil mendekati Zeze.
"Pusing, sakit,"ucap Zeze lirih sambil memegang perutnya yang sepertinya terkena tendangan musuh kemarin.
"Minum,"lanjut Zeze kemudian Arion membantunya bersandar di ranjang.
"Kalau pusing tidur lagi tapi minum obat dulu,"ucap Arion sambil mengambil segelas air dan obat di nakas lalu meminumkan pada gadisnya.
"Gak mau,"ucap Zeze lirih setelah selesai minum obat.
"Kenapa?"tanya Arion mengelus pipi Zeze.
"Bagas,"ucap Zeze dengan mata memanas.
"Dia sudah dikebumikan,"ucap Arion menunduk, pria itu memahami situasi gadisnya walaupun terdapat setitik rasa cemburu disudut hatinya.
"Aku mau kesana Arion,"ucap Zeze dengan satu air matanya lolos dari binar mata yang kini meredup.
"Istirahat dulu, nanti aku antar,"ucap Arion datar.
"Sekarang Arion,"ucap Zeze langsung beranjak turun dari kasur.
"Huft, ayo aku bantu, pelan-pelan."ucap Arion mengalah sambil mengalungkan lengan Zeze pada lehernya dan tangannya pada pinggang gadis itu.
"Yang lain gimana keadaannya?"tanya Zeze sambil berjalan pelan-pelan.
"Mereka hanya sedikit terluka,"ucap Arion sambil membuka pintu karena mereka berada di salah satu ruang pribadi kesehatan Zeze dimarkas. Perang kemarin berhasil merenggut nyawa 500 orang lebih.
"Aw!"pekik Zeze saat lengan kirinya tanpa sengaja terbentur dengan dinding.
"Eh sini,"ucap Arion langsung menarik pelan lengan kiri Zeze yang terbalut perban kemudian mengeceknya dan mengelus lembut. Zeze bahkan hampir lupa dengan luka yang ia dapatkan saat samurai Bagas menggores lengan kirinya karena sekarang yang ia rasakan hanyalah sakit karna ucapan Bagas yang menggores hatinya.
"Aku gak apa-apa Arion,"ucap Zeze lirih menatap Arion.
"Aku gendong aja,"ucap Arion menggendong Zeze didepan tanpa menunggu jawaban sang empu.
Sepanjang perjalanan Zeze hanya melihat para anggotanya yang menatapnya prihatin dengan luka-luka ditubuh mereka lalu pandangannya kosong.
"Mau ke mana Ze?"tanya Kenzo berada disebelah Kenzi saat tidak sengaja berpapasan pasangan itu.
"Mau ke makam,"ucap Arion yang menjawab karena Zeze masih menatap kosong ke depan dengan kepala bersandar di bahu Arion.
Seolah paham arti kata 'makam' Kenzo hanya mengangguk,"hati-hati."
"Jangan sedih terus,"lanjut Kenzo mendekatkan diri pada Zeze kemudian mencium lama dahi adik angkatnya yang masih menatap kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Of The World (End)
AçãoGelap-Terang sisi yang berbeda namun satu sang pemimpin, ini kisah miliknya, kisah milik sang gadis dengan kehidupan yang dipenuhi oleh kebohongan, teka-teki, ancaman, teror menjadi pelengkapnya. Hidup ditengah ruangan hampa penuh kegelapan, seorang...