Maaf kalo ada typo,
Jangan lupa VOMENT!!!
Happy reading!!!!__
Sejak kejadian kemarin Diki lebih dekat dengan Alena dan alasannya tidak jelas diacuhkan oleh GOS dan Zeze. Seperti sekarang mereka berkumpul hanya berlima di kantin ditemani suasana yang sedikit dingin karena mendung saat jam pelajaran, Zeze juga bosan di kelas karena Arion di panggil ke kantor kepala sekolah ntah apa urusannya Zeze akan mencari tahu nanti."Gue mau bolos."ucap Zeze angkat suara.
"Kita kan emang udah bolos Ze?"tanya Wisnu heran.
"Maksud gue, gue mau bolos keluar sekolah."ucap Zeze dan mereka hanya ber'oh'ria.
"Kita ikut!"ucap Kevin diangguki yang lain.
"Oke, kita lewat tem--"
"Heh anak-anak nakal mau kemana kalian!"pekik pak Anciso membawa penggaris panjang membuat mereka berlima langsung kalang kabut.
"Heh dasar anak badung jangan lari kalian!"teriak Pak Anciso menggema dengan ujung penggaris teracung kedepan membuat mereka semua terpaksa berpencar.
Aldo dan Wisnu menuju perpustakaan, Gevan dan Zeze menuju rooftop, kemudian Kevin sendirian menuju tembok penghubung dengan warung Buwa tempat anak Black Eagle nongkrong.
Brak! Dentuman keras memekak telinga mengagetkan mereka yang sedang melamun menatap sendu langit abu-abu.
"Eh kucing"latah Fariq yang sedang memakan mie goreng dekat dengan Kevin turun.
"Eh sorry gue gak sengaja"ucap Kevin cengengesan.
"Lo siapa?"tanya Fariq. Salahkan Kevin karena dia memakai masker hitam untuk menutupi mulutnya sejak kemarin, wajar jika seseorang sulit mengenalinya.
"Kevino"ucap Kevin.
"Kevino Clau--eh ternyata lo bang, sini duduk,"ucap Fariq setelah menyadarinya.
"Riko mana?"tanya Kevin.
"Gak tahu gue, bukannya Riko sekelas sama adik lo ya?"tanya balik Fariq.
"Iya, tapi adik gue lagi bolos juga. Sebenernya gue cuman basa basi doang kok tanya Riko."ucap Kevin lalu memesan makan dan minumnya sambil mengeluarkan botol minum dari saku dalam almamaternya.
"Kayak cewek lo!"ucap Fariq tertawa melihat warna pink dan gambar beruang coklat pada botol itu.
"Kalau lo iri tinggal beli jangan banyak bacot!"ucap Kevin datar.
"Iri mbahmu!"cibir Fariq memasukkan mie ke dalam mulut.
Sedangkan Gevan dan Zeze masih dengan nafas terengah-engah berhasil sampai di rooftop. Mereka mampu menjamin kalau Pak Anciso tidak akan kesini karena rooftop tidak pernah didatangi guru dan juga tangga naiknya panjang.
"Capek?"tanya Gevan digelengi Zeze.
"Duduk dulu."ucap Gevan lalu mengambil sapu tangannya untuk membersihkan keringat Zeze sambil mengucir rambut gadis itu menjadi satu padahal sekarang sedang mendung tapi itu tak cukup membuat keringat mereka terhenti.
"Huh, kan susah nih kalo mau turun lagi."ucap Zeze sambil mengetikkan sebuah pesan pada seseorang dan bersandar di bahu Gevan. Mana niatnya mau bolos keluar sekolah, pikir Zeze.
"Ya udah disini aja, suruh yang lain kesini."ucap Gevan di barengi dengan sebuah bayangan melesat cepat, sedikit membuat Zeze terkejut tapi tidak dengan Gevan yang masih belum menyadarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Of The World (End)
حركة (أكشن)Gelap-Terang sisi yang berbeda namun satu sang pemimpin, ini kisah miliknya, kisah milik sang gadis dengan kehidupan yang dipenuhi oleh kebohongan, teka-teki, ancaman, teror menjadi pelengkapnya. Hidup ditengah ruangan hampa penuh kegelapan, seorang...