#26

4.2K 254 0
                                        

Maaf kalo ada typo,
Jangan lupa VOMENT!
Happy reading!!

__

Sang mentari masih malu-malu menunjukkan dirinya hingga membiarkan sang awan hitam menutupinya. Derap kaki yang terdengar tegas dan anggun secara bersamaan membuat beberapa orang menoleh pada seorang gadis yang kini memasang wajah dinginnya sesuai sekali dengan cuaca hari ini.

Tuk! Sebuah gumpalan kertas mendarat di keningnya lalu jatuh, dia berjongkok guna mengambil kertas dilantai koridor yang dingin

Membiarkan musuh berkelana jauh sedangkan diri sendiri sedang mengurung sang pahlawan heh?!
-T

Lagi dan lagi kembali meremas kertas itu kemudian memasukkan disaku bajunya. Sesampai di kelas sudah banyak murid berdatangan, langsung saja dia menempatkan diri di tempat duduknya. Karena sang kegelapan menghampiri upacara itu pun terpaksa terhenti.

Siapa sih? Kalau caranya kayak gini terpaksa gue harus kasih tahu kak Leta, teror ini gak mungkin iseng dan gue yakin dia dalang dibalik setiap penyerangan orang di dekat gue tapi dia siapa? Kalau gue kasih tahu kak Leta pasti khawatir sama gue. Batin dan fikirannya berdebat seolah tak mengijinkan apapun masuk ke dalam jiwanya kali ini hingga sebuah suara yang amat ia kenali mulai sedikit meninggikan suaranya.

"Zevana!"ucap Arion sedikit keras dan mampu membuat sang empu menoleh sambil meringis.

"Jangan teriak-teriak Arion!"ucap Zeze kesal sambil menyandarkan diri di tembok sampingnya.

"Lo kenapa diem aja ha? Gue panggil-panggil dari tadi cuman diem aja sambil ngelihatin depan dengan kosong. Gue takut aja tiba-tiba lo cosplay jadi patung udah gitu gue ditinggal sendiri lagi,"ucap Arion sedikit bercanda, sedangkan Zeze hanya menatap datar Arion. Dia ngelawak?

"Kamu kenapa, hm?"tanya Arion lembut sambil mengelus rambut Zeze supaya Zeze mau jujur. Terpaksa pakai cara terakhir.

"Gue diteror,"ucap Zeze lirih, Arion mengehentikan aktivitasnya kemudian melanjutkannya seraya tersenyum.

"Anggep aja angin lalu,"ucap Arion.

"Gak bisa Ion kalau dia neror cuman sekali doang gue biarin tapi dia berkali-kali dan lo ingetkan waktu malam penyerangan di Kota Tua!"ucap Zeze kesal, untung saja suaranya terendam oleh suara gemuruh hujan dan sedikit petir itu.

"Dia neror lo pakai apa?"tanya Arion mulai serius. Zeze mengambil kertas tadi serta ponselnya kemudian menunjukkan kepada Arion kecuali tentang kertas pertama yang ia dapatkan.

"Lo punya musuh?"tanya Arion konyol, Zeze langsung saja menjitak dahi Arion.

"Jelas punya lah bego! Sejak kapan Mafia dan anak pengusaha terkenal gak punya musuh? Apalagi marga dibelakang nama gue."ucap Zeze, Arion langsung menyentil mulut Zeze.

"Cewek gak boleh kasar,"ucap Arion sedangkan Zeze hanya mendengus.

"Maksud gue lo pernah punya hubungan atau apa gitu sama orang yang berinisial T?"tanya Arion lagi.

"Gue lupa. Tapi seingat gue nggak kayaknya,"ucap Zeze.

Kring...kring....! Bel berbunyi mengakhiri perbincangan singkat mereka. Bersyukurlah GOS hari ini bisa bolos setelah dimarahi sang ketua. Setidaknya itulah pikiran Zeze ketika mendengar bunyi bel.

"Nanti lagi kita lanjutin,"ucap Arion memberikan barang-barang itu kembali ke Zeze.

**

Manusia berlalu lalang kesana kemari seolah acuh pada keadaan sekitar, sang bumi mulai bergerak membelakangi mentari menggantikannya dengan sang rembulan. Hampa dan dingin itulah yang dirasakan semua orang diruangan ini.

Queen Of The World (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang