#31

3.9K 247 6
                                    

Maaf kalo ada typo,
Jangan lupa VOMENT!!
Happy reading!!!

__

Di dalam ruangan dengan aura dingin dan senyap ini kini menjadi saksi bisu lima remaja yang tengah berunding.

"Apa jaminanmu padaku nona muda Carlos?"tanya Zeze pada gadis di depannya yang sedari tadi diam, Alena Putri Carlos.

"Kau fikir aku bisa mempercayai pengkhianat mafianya sendiri demi mafia lain heh?"tanya Zeze sambil mengelus belatinya.

"Walaupun kau sahabat ah ralat temanku sedari kecil kau tak bisa seenaknya seperti ini. Dulu memang aku membiarkanmu masuk dalam rencana ini tapi sekarang tidak, aku pikir tak ada gunanya menggunakan kau dalam rencanaku,"lanjut Zeze menyeringai.

"Tapi Queen aku yang akan dijadikan sandera jika kau tak menuruti perintah tuan Bagas,"ucap Alena bersikeras.

"Jika kau sudah tahu akan dijadikan sandera mengapa kau tak mencoba untuk lari?"tanya Zeze membalikkan keadaan.

"Tidak mungkin,"ucap Alena sedih.

"Mohon maaf Queen saya menyela, tapi menurut saya kita lanjutkan saja rencana awal, biarkan Mr. X menyelamatkannya dari sana dan kita lakukan rencana selanjutnya agar tuan Bagas tidak curiga dan penyerangan dipercepat,"ucap Kenzo yang hanya di pahami oleh Zeze. Gadis itu sedikit menunduk kemudian mengangguk.

"Hm, baiklah kau berada dibawah naungan kami nona muda Carlos, lalu apa kau bisa memberi tahu kami rencana mereka?"tanya Zeze. Sejenak dia melupakan persahabatan mereka ah ralat sahabat?

"S-saya tidak bisa Queen,"ucap Alena gugup.

"Mengapa nona muda? Bukankah itu suatu keuntungan bagi kita dengan kau memberitahukan rencana mereka? Tak mungkin 'kan seorang tangan kanan tak mengetahui rencana ketuanya?"tanya Zeze mendesak.

"Saya tidak bisa Queen,"ucap Alena lagi sambil menunduk dalam membuat mereka berempat yang berada di ruangan menyeringai tanpa sepengetahuannya.

"Aku paham kau sedang ketakutan nona, kau bisa pulang karena kami akan melakukan pertemuan lagi dengan rekan kami lainnya,"ucap Zeze memutuskan.

"Mengapa aku harus pergi?"tanya Alena mendongak.

Zeze menunduk sedikit menyeringai kemudian kembali menatap Alena,"kau tahu sebuah privasi nona? Inilah yang kami rasakan."

"Baiklah, salam hormat Queen,"ucap Alena, saat gadis itu berputar menuju pintu. Zeze mengedipkan matanya pada Kenzi yang paham artinya setelahnya Zeze memencet tombol dibawah meja guna pintu terbuka.

"Huh hama yang menyebalkan,"ucap Zeze setelah pintu tertutup kembali sambil menyandarkan diri ke kursi.

"Entah topeng siapa yang paling terbaik di sini,"ucap Kenzi sembari terkekeh.

"Pemikiran yang dangkal,"ucap Kenzo sarkas.

"Serta tipuan yang murahan,"lanjut Daren kemudian mereka tertawa bersama. Zeze memutar kursinya menghadap ke arah jendela besar yang kini menampilkan pohon dengan sedikit rintik hujan

Apa yang sebenarnya kau lakukan Wil?-batin Zeze.

Ting! Bunyi bel pintu membuat tawa mereka terhenti dan menampilkan wajah datarnya kembali. Zeze langsung memencet tombol agar manusia diluar sana segera masuk.

"Selamat malam Queen,"ucap mereka.

"Hm, duduklah."ucap Zeze.

"Apakah 'dia' baru saja kemari?"tanya Mr. X.

Queen Of The World (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang