#21

4.5K 290 13
                                    

Maaf kalo ada typo,
Jangan lupa voment!!!
Happy reading!!!

__

Selesai melakukan sesi peluk memeluk di bandara untuk melepas pemberangkatan orang tuanya bersama Kevin, Zeze langsung melesat menuju kantornya.

"Kak Leta!"teriak Zeze ketika memasuki ruangan sekretarisnya.

"Tumben lo kesini, ada angin apa?"ucap Aleta cuek.

"Suka-suka gue dong'kan gue pemiliknya,"ucap Zeze sombong.

Aleta hanya memandang datar Zeze tanpa minat,"ck, sombong!"

"Oh iya kemarin markas barat yang hancur udah diperbaiki, dananya yang habis sekitar 5 milyar."ucap Aleta menatap Zeze serius.

Zeze menatap bawahannya yang menanggung jabatan sebagai sekretaris sekaligus tangan kanan dengan kode nama Miss. A yang berkerja sebagai pemimpin hacker. Seluruh keamanan dan identitas anggota berada dibawah penanganan Aleta Ebrian a.k.a Miss. A.

"Hm,"dehem Zeze menarik kursi di depan Aleta.

"Segitu dendamnya dia ke lo,"ucap Aleta melepas kaca matanya dan mendekati Zeze.

"Ya mau gimana lagi?"ucap Zeze berusaha cuek.

"Kata Sagara markas timur ada pengkhianat,"ucap Aleta berdiri disamping Zeze. Sagara Caesar Tevez ketua markas Timur.

"Udah tahu, gue suruh dia aja yang handel, males gue jauh-jauh ke Papua cuman buat ngurus hama kecil."ucap Zeze sambil meniup-niup kukunya yang baru saja dicat hitam bersikap seolah semua baik-baik saja.

"Menurut gue sebentar lagi dia bakal nyerang markas Timur, Selatan dan terakhir markas pusat."ucap Aleta menatap Zeze dalam.

"Udah tahu,"ucap Zeze.

"Terus kenapa lo diem aja?"tanya Aleta kesal.

"Karena gue yakin anggota gue gak selemah itu. Kalau urusan markas pusat biar gue. Lo datangkan?"tanya Zeze.

"Ya,"ucap Aleta singkat.

"Apa lo bakal bunuh dia?"lanjut Aleta membuat Zeze terdiam.

"Masih punya rasa atau kasihan?"tanya Aleta lagi.

"Gak semudah itu kak,"ucap Zeze lirih menahan sesak. Membunuh seseorang yang pernah menjadi tameng tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Aleta menatap Zeze dengan wajah tegas, jika dia tidak menyadarkan Zeze sekarang, kedepannya akan sulit bagi mereka maju.

"Nah itu masalahnya lo terlalu memikirkan orang lain dari pada diri lo sendiri, bahkan orang itu gak perduli sama sekali ke lo. Jika dia nganggep lo juga orang penting gak mungkin dia tega nyakitin sahabatnya sendiri. Inget Ze disini bukan hanya nyawa lo yang dipertaruhkan, seluruh anak Diamond Rose Mafia disini nyawanya terancam. Lo harus bertindak sebagai leader sejati,"ucap Aleta berhenti sejenak menatap Zeze.

Perlahan tangannya mengelus bahu gadis yang sudah dia anggap adik,"jangan sedih, di mana Diamond girl yang terkenal keji itu? Di mana Queen of Darkness yang ditakuti semua orang?"

Queen Of The World (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang