20. Difference Between Father and Dad

1.1K 145 30
                                    

I live to lift your soul,
to ease your burdens,
to help and comfort you...
To make all our dreams come true.

I live to love you.
And be loved by you.

____________

Rasanya berat sekali mengakhiri kehangatan yang telah tercipta itu dengan ucapan selamat tinggal. Sementara di sisi lain, Ily sedikit menyesal karena sama sekali tidak membawa hadiah yang bisa ia berikan untuk Chef Park yang sangat berbaik hati padanya. Juga untuk Lee Jin-Hee yang berhasil menciptakan ikatan emosional yang kuat cukup lewat pertemuan pertama.

Pelukan pria 50 tahun di penghujung sore itu terasa sangat hangat dan nyaman seolah mampu mengisi kantung 'kasih sayang ayah' miliknya yang berkarat karena telah kosong bertahun-tahun. Jin-Hee sampai harus kembali memeluknya saat mendapati Ily menangis dalam detik-detik akhir perpisahan mereka.

"Kita akan bertemu di Seoul secepatnya. Ayah janji." Setelah menjadi sedikit lega dengan janjinya, Ily akhirnya benar-benar rela hati mengakhiri pertemuan itu.

Jadi beginikah sebuah rasa rindu pada ayah yang kerap kali dirasakan oleh orang lain?

Lantaran sejak tadi Ily sibuk menenangkan perasaannya sendiri, ia sampai tidak menyadari kalau kemesraan yang selalu terjalin otomatis di antara Ily dan Lionel tiap kali mereka berdua saja mendadak berganti dengan situasi kaku dan dingin yang menyergap.

Lelaki berwajah tenang itu memilih memasukkan tangannya ke dalam saku, alih-alih menggandeng tangannya seperti biasa, sementara sinar dalam sorot matanya hilang entah sejak kapan.

Ia pun tidak merespon dengan antusias saat Ily mencoba bercerita tentang tips memasak yang ia dapat dari Chef Park tadi. Yang semakin menguatkan dugaan ada yang tidak beres di sini.

Karena sudah tidak tahan dengan sikap dinginnya, Ily berinisiatif berjalan cepat mendahului, lalu berbalik merentangkan kedua tangannya agar Lionel berhenti melangkah dan mau fokus menatap dirinya barang sejenak. "Semenjak keluar restoran kau berubah murung dan tidak mengucapkan sepatah katapun. Bicaralah. Apa aku berbuat salah?"

Lionel ingin sekali menggelengkan kepalanya dan berkata tidak, namun  tidak ia lakukan karena sejujurnya ia sendiri tersiksa dengan berbagai tanya atas pesan dari nomor tidak kenal yang masuk di ponsel Ily tadi. Dia harus segera mendapat penjelasan itu sekarang atau kesimpangsiuran ini akan membunuhnya.

Setelah menghela napas panjang, Lionel akhirnya menggerakkan dagu ke arah tas selempang Ily. "Cek saja ponselmu sendiri. Jawabannya ada di sana."

Seperti baru diingatkan kembali jika sejak tadi belum sempat mengecek ponsel, Ily buru-buru mengambil benda itu dan benar saja.... Ada sebait pesan dari nomor tidak dikenal yang berhasil memberi kesan bahwa Ily sedang berselingkuh.

Keonaran macam apa lagi ini?

Dalam hati ia menggeram marah seraya bersumpah akan segera mematahkan tulang rusuk pria pengirim pesan itu begitu bertemu nanti.

"Ini..." Ily tergagap. Menatap antara ponsel dan kekasihnya bergantian dengan kikuk dan cemas. "Ini bukan siapa-siapa, aku tak mengenalnya. Dan... jangan pernah mengira aku sedang berselingkuh dibelakangmu atau semacamnya. Aku---"

"Kalau memang dia bukan siapa-siapamu..." Lionel memotong kalimatnya lalu mengulurkan sebelah tangan. "Biar aku yang meneleponnya agar dia tidak mengganggumu lagi."

Captain CasanovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang