Jung Il-LeeSetelah menonton hasil rekaman drone, aku baru sadar kalau kita benar-benar seperti pasangan kekasih dimabuk asmara yang tengah menikmati bulan madu. Di sela-sela kegiatanku dua hari ini, dia mengajak bersepeda keliling resort, menemaniku menyelam, dinner romantis, hingga menunggu matahari terbenam dengan saling berpelukan dan bertukar kecupan di pinggir pantai. Aku tidak pernah sadar aku sebahagia itu kalau tidak melihat wajahku di video yang tersenyum lebar sekali. Lionel Juno benar-benar orang yang pandai membuat hati senang.
"Kau suka dengan gambarnya?" tanyanya. Aku bisa mencium aroma segar dari rambutnya yang setengah kering. Laki-laki itu muncul setelah berenang dan mandi sementara aku menunggu di sofa sambil menonton video melalui surface-nya.
Dia adalah definisi kebanyakan pilot sedunia. Rapi. Wangi. Selalu bercukur. Dan punya otot yang selalu dilatih setiap minggunya.
Saat dia tahu-tahu tidur di pangkuanku, kulayangkan kecupan singkat di hidungnya yang tinggi itu karena merasa tidak bisa menahan diri untuk tidak mengecupnya kali ini-hm, maksudku setiap saat. Di pikiranku, tubuhnya selalu melambai-lambai minta dibelai dan dikecup. Salahkan saja otakku yang punya berbagai macam ide mesum ini. "Tentu aku suka. Terimakasih banyak..."
Tapi dia menahan kepalaku. Memintaku untuk beberapa saat melayang di atasnya sementara ia memilih menghisap bibirku lembut selama beberapa saat. "Aku yang harusnya berterimakasih. Karena kau ada di sini, aku menjadi tidak merasa bosan."
Aku menarik kembali kepalaku, menghindari kecupannya saat Lionel ingin melakukannya sekali lagi karena mulai merasa ada yang janggal pada diriku. Kenapa aku mendadak berdebar?
"Hmm? Apa karena aku satu-satunya penumpang perempuan di sini? Padahal sebenarnya kau punya pramugari juga tanpa perlu berusaha."
Laki-laki itu seketika beringsut mengubah posisinya menjadi duduk tegak di sisiku. Alisnya mengerut seolah tidak setuju dengan apa yang barusan aku katakan. "Kau sungguh berpikir aku selalu main-main dengan penumpang dan pramugari tiap kali berpergian?"
Bahuku terkedik. "Itu bukan rahasia lagi, Oppa. I am a pilot too. Oh, okay, i was. Aku tahu betul apa yang kita lakukan untuk mengusir kebosanan tiap kali pesawat transit atau mendarat di kota tujuan yang tidak kita kenali."
Dia menatapku setengah mendecih. "Oke, mungkin itu teman-temanmu. Aku tidak begitu."
Apalagi orang ini. Kalau aku jadi pramugarinya, aku juga tidak keberatan bila diminta untuk menemaninya.. "Okay terserah. Ganti topik!" aku membuang muka, malas berdebat dengannya
Tahu-tahu dia menyibak rambutku sambil berucap. "Kalau begitu sekarang ijinkan aku bertanya sesuatu?"
"Apa?"
"Sebenarnya kau punya hubungan apa dengan Park Hyun-Sang?"
Aku menoleh cepat menatapnya dengan mata membeliak dan mulut menganga. "Hyun-Sang ssi? Kau tahu darimana?" Sungguh aku tidak pernah bercerita soal lamaran ini kepada siapapun kecuali Julio. Tidak mungkin, kan, siluman duyung itu bocor ke Lionel juga?
"Jawab saja. Jadi benar kalian punya hubungan spesial?"
Mataku memicing dan menyelidik wajahnya. "Kau benar-benar serius ya saat kau bilang kalau selalu memantauku walaupun kita jauh? Hebat sekali CCTV yang kau punya. Iya, benar. Kita memang dekat." aku menunjuk kalung dan cincin yang tengah kupakai. "Ini dan ini adalah hadiah pemberiannya. Kenapa kau ingin tahu?"
Lionel melirik benda yang kutunjuk itu dengan tanpa ekspresi lalu mendecih. "Cuma itu yang bisa dia kasih?"
"Kau sendiri sudah memberiku apa? Benih-benih bayi?" jawabku sewot. Aku terpaksa melunak saat melihatnya melotot marah. "Tapi meski begitu kita hanya rekan kerja kok. Tidak lebih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain Casanova
Romantizm(21+ | FF MinGo) Lionel Juno seorang kapten pesawat yang casanova, dipertemukan kembali dengan Iliana Jung, seorang junior co-pilot-nya yang banting setir menjadi seorang selebgram, dalam romantisnya malam Maldives. Seiring terkuaknya cara kerja tak...