Jung Il-Lee
"Kau masih ingat perjanjiannya, kan?"
Di balik kemudi, mataku berputar sampai tinggal menyisakan warna putih, sudah hampir muak karena dari kemarin dia hanya mengulang-ulang tentang itu saja sampai aku hafal di luar kepala.
Tanpa sadar, kami pun bersama-sama saling mengucapkannya selayaknya janji suci pernikahan.
"Tidak boleh bertemu laki-laki lain selain ijin terlebih dulu. Dilarang pergi ke kelab, minum sampai mabuk dan berpergian lebih dari 200 kilometer."
Di ujung kalimat, laki-laki itu lantas tersenyum melihatku sudah menghafalnya dengan baik sementara bibirku mengerucut. "Kenapa tidak sekalian mengajakku bekerja saja kalau aku tidak diperbolehkan kemana-mana?"
"Aku memang menginginkanmu menggantikan posisi David kalau saja lisensimu tidak ditangguhkan. Jadi, apakah kau mau mengusahakan satu putaran tes lagi untuk membebaskannya?"
Aku melenguh.
Apakah dia sungguh tidak pernah mendengar rumor kalau aku yang bershio kambing dengan elemen tanah ini tidak bakal cocok jadi pilot? Para tetua kami pun sampai melarangku sering-sering naik pesawat karena takut aku bakal jatuh lagi. Apalagi ramalan tahun baru kemarin mengatakan kalau shio kambing tidak punya keberuntungan sama sekali di tahun ini.
Gila. Aku memang tidak pernah percaya dengan ramalan tapi tetap saja hal itu menyeramkan! Aku seperti mendapat sumpah serapah.
Setelah napasku terhela dalam-dalam dan terdengar lelah, aku pun menjawab. "Kau tidak perlu merisaukan apapun. Sungguh. Aku sudah dua puluh tujuh tahun dan bisa menjaga diriku sendiri. Bukankah aku yang harusnya curiga karena jelas kau yang dikelilingi gadis cantik di atas awan sana?" kemudian suaraku berubah menjadi gumaman. "Kenapa harus mencemaskanku?"
"Karena ini akan menjadi tolak ukur penilaian hubungan kita. Ini pertama kalinya kita berjauhan, bukan? Aku hanya ingin memastikan kau aman dan tidak melakukan hal aneh-aneh selama tidak ada aku." tandasnya. "Dan satu lagi... besok akan ada seorang teknisi datang ke apartemenmu untuk memasang sistem keamanan yang lebih canggih atas perintahku."
Aku memutar kemudi agar mengarah ke lobi terminal internasional sambil membelalak padanya. "Sistem keamanan bagaimana maksudnya? Aku sudah memilikinya, tahu."
Berbeda denganku yang terkaget-kaget akan rencananya yang terdengar seperti sebuah perintah, Lionel justru tengah mengetik di ponselnya dengan cepat sambil menimpali ringan. "Kudengar sistem ini bisa mendeteksi wajah pemilik rumah melalui kameranya." Kemudian ia menatapku seraya mengacungkan handphone-nya. "Setiap ada orang asing yang masuk, sebuah pesan akan dikirim ke aplikasinya melalui ponsel pintar, meminta konfirmasi apakah orang ini aman atau tidak untuk dibukakan pintu. Mudah, kan?"
Rahangku jatuh. Aku menganga. "Apakah itu kata lain dengan memata-mataiku secara halus?"
"Cuma hal ini yang bisa membuatku tenang selama kita berjauhan." sergahnya. "Kau tidak ingin aku kesulitan tidur hanya karena kau lepas dari pantauanku, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain Casanova
Romansa(21+ | FF MinGo) Lionel Juno seorang kapten pesawat yang casanova, dipertemukan kembali dengan Iliana Jung, seorang junior co-pilot-nya yang banting setir menjadi seorang selebgram, dalam romantisnya malam Maldives. Seiring terkuaknya cara kerja tak...