46. I Choose You Over Everything

1K 171 179
                                    


You can't stop the wave.
But you can learn to surf.

✈✈✈✈✈

Ombak bergulung silih berganti menapaki tepian pasir putih.  Matahari kian tenggelam, melambai dengan jingganya, menyampaikan salam perpisahan pada alam dengan hangat nan tenang.

Mata Ily sendu mengawang lurus pada lautan seakan tak pernah menatapnya lagi setelah ini. Namun sisi hatinya setenang ombak menuju kelam. Air menyapu punggung kakinya. Bibirnya tersungging ke atas. Hanya tenang yang ia rasa.

Ketenangannya semakin genap saat sepasang lengan memeluk bahunya dari belakang, kemudian merasakan kepalanya memberat karena menopang dagu. Tak perlu kata-kata, netra mereka kompak memejam. Memilih menikmati gemuruh gelombang air dan detak pada dada masing-masing.

"Pada deburan ombak yang menepi..." Masih dengan mata tertutup, Ily bersuara. "Aku ingin menanggalkan harapan dan rinduku di sini..."

Lelaki di belakangnya bergeming membiarkan wanitanya berpuisi, tak ingin menginvasi sedikitpun.

"Kubiarkan ombak membawanya ke tengah, menyatu dengan lautan biru. Kupasrahkan kemanapun ia melaju... Kepada siapapun ia bertemu. Antara pulang berlabuh padamu kembali... Atau justru aliran membawaku pergi berpetualang lebih jauh lagi."

Pelukan Lionel menguat saat Ily mengatakan kalimat terakhir, seolah dengan cara itu, Ily bisa melebur ke dalam dirinya. Tak pergi kemana-mana lagi.

Angin menghembus semakin kencang. Cahaya mulai temaram. Semuanya indah kecuali suara gemuruh dan keramaian di dalam kepala.

"Ini cukup janggal." Lionel akhirnya berkomentar. "Kau dan teman-temanmu baru saja menari Kpop di resepsi Su-Min tadi. Dan sekarang kau tengah berpuisi?" Ia bertanya tak percaya dengan setengah bercanda.

Ily menangkup sisi wajah Lionel yang bertengger di bahunya. "Aku multitalenta sebenarnya. Kau hanya belum menggali kemampuanku."

"Aku percaya kau bisa melakukan apapun. Termasuk yang paling ahli dalam membuatku gila."

Kepala Ily kontan berputar padanya. "Aku tidak bermaksud membuatmu gila. Aku mencintaimu."

"Aku bosan mendengar kata cinta." Sergahnya. "Aku lebih suka kau mengatakan kau membenciku.. memakiku. Dan bersumpah selamanya akan terus menghantui hidupku demi bisa menumpahkan kekesalanmu."

Giliran Ily yang memutar tubuhnya cepat hingga membuat gaun bagian bawahnya melayang tertiup angin, membuat Lionel sigap meletakkan kedua tangannya di bawah pinggul, tak membiarkan pakaian itu menyingkap lebih jauh sementara mulutnya sibuk menerima ciuman Ily.

Tangannya di pinggul perempuan itu ia tarik agar makin dekat. Detik berikutnya ia biarkan dirinya ikut hanyut dalam cumbuan mesra, sampai dirasa tak ada lagi sisa udara yang bisa  dihirup.

"Kita masih bisa bertemu." Ucap Ily begitu ciuman panjang itu usai. "Sky terlahir untuk menghubungkan kita. Dan aku tidak pernah keberatan untuk membaginya denganmu."

Lionel tersenyum pahit. Dia memang yang paling menginginkan hadirnya seorang anak, tapi bukan situasi seperti ini yang ia inginkan. Ia ingin merawat Sky bersama-sama, bukannya hidup sendiri-sendiri dan membagi hak asuh.

Captain CasanovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang