22. Dispatch to Iliana

1K 139 32
                                    

I don't trust easily.
So when i trust you,
Please don't make me regret it.

_____________

✈✈✈✈✈

"Untuk Jinri dan Yongi yang akan menikah bulan depan!!"

"Semoga kalian terus dilimpahi banyak cinta dan kebahagiaan..."

"Dan untuk persahabatan kita yang tak lekang oleh waktu!"

Seruan harapan dari tiga wanita yang melingkari meja di tengah kelab malam itu terus disahutkan untuk gadis bergaun koktail serba putih yang akan mengakhiri masa lajangnya bulan depan.

Seraya menyusut air di ujung matanya, Jinri tertawa bahagia. "Teruntuk bridesmaid-ku yang datang malam ini... Su-Min, Hyoni, Tara dan Ily... kalian sungguh sangat luar biasa!! Aku mencintai kalian."

Seorang gadis tahu-tahu menyembul dari tengah formasi lingkaran, meniup terompet kecil lalu mengangkat gelas soju tinggi-tinggi sambil berteriak dengan keras. "Mari berpesta sampai pagi. Let's get wiiiiild, girl!" Aba-aba dari Ily seketika memicu keriuhan lebih ramai lagi, disusul suara denting gelas yang saling berbenturan sebelum minuman itu mereka teguk bersama dalam satu tegukan yang panjang.

Suara desahan puas Ily lepaskan begitu minumannya tandas. Meletakkan kembali gelasnya yang telah kosong dengan hentakan keras di atas meja.

Persetan dengan Lionel yang selalu melarangnya berpesta dan minum alkohol. Toh, saat ini pria itu sedang tidak berada di sisinya dan tidak lagi memberi kabar semenjak telepon terakhirnya yang mengatakan ingin menemui entah siapa sore tadi. Apalagi setelah menyadari jam sudah menunjukkan pukul 12 lewat, Ily menjadi semakin yakin kalau pria itu benar-benar tidak akan datang menjemputnya. Meski sedang dongkol setengah mati, Ily berusaha untuk terlihat bergembira dan menikmati  kebebasan bersama teman-temannya.

Saat sedang asyik-asyiknya berdansa mengikuti ritme musik, sebuah bisikan dan napas hangat tahu-tahu menghembus di kulit tengkuk Ily, membuat jantungnya seketika melompat kaget dan kepalanya menoleh cepat.

"Look what i found. Kita bertemu di sini lagi."

Dalam keremangan cahaya, Ily berusaha keras mengenali bayangan di sisinya sebelum matanya membulat penuh. "Ah... Daniel Woo!"

Lelaki itu berhasil menangkap tubuh Ily yang mendadak sempoyongan karena reaksi soju yang mengganggu  keseimbangannya. "Woah, woah santai... kau terkejut melihatku ataukah hanya merasa sedikit mabuk?"

"Tidak keduanya. Kau lihat sendiri aku masih sanggup berdiri tegak dan berbicara lancar. Just go. Aku sedang bersama teman-temanku kalau kau ingin tahu."

"Tidak mau."

Gadis itu berusaha melepaskan cengkraman pria yang kini malah merangkul dan mengendus rambutnya dengan kurang ajar itu.

"Oke, oke... Aku janji tidak akan banyak bicara. Aku hanya berdiri diam di sini, mengawasimu, memastikan kau baik-baik saja dan tidak ada tangan jahil yang berusaha mengganggumu. Kau setuju? Oke. Tidak masalah."

Seperti diingatkan kembali kalau Ily sedang berhadapan dengan siapa, sontak saja bola matanya terputar jengah.

Tentu tidak mengherankan kalau ini adalah Daniel Woo, pria yang sangat profesional dalam menjatuhkan wanita ke atas ranjang cukup lewat kerlingan mata saja. Dan kali ini Ily tidak punya ide, apakah Daniel murni mendekatinya sebagai teman lama, atau sebenarnya dia punya motif lain yang terselubung.

Captain CasanovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang