13. Naomi Osaka

1.2K 157 75
                                    

Sejak bertemu dengannya di Maldives, Ily sudah biasa mendengar ponsel Lionel yang terus menerus berdering setiap saat. Entah itu berkenaan dengan pekerjaannya, maupun dari seorang wanita yang iseng meneleponnya.

Sekarang ponsel yang terletak di meja itu, sedang berkedip-kedip tanda panggilan masuk ketika laki-laki itu masih terlelap setelah pelepasan pertamanya. Selain kesusahan meraihnya karena sedang didekap erat, Ily juga sebenarnya tidak begitu ingin tahu urusannya. Pasti yang menelepon tidak jauh-jauh di antara perempuan kenalannya.

Beberapa saat setelah panggilan itu berhenti, Ily ikut memejamkan mata, menikmati saat-saat kebersamaan dengan sang kekasih sebelum besok dia terbang selama satu minggu untuk membayar cutinya.

Ah, rasanya nyaman sekali. Seperti berendam dengan air hangat setelah seharian bekerja, dipeluk sambil mendengarkan degup jantung Lionel memanglah hal yang paling menenangkan.

Saat mata perempuan itu kembali terbuka, ponsel Lionel masih saja terus berkedip-kedip. Lama-lama hal itu cukup mengganggunya juga. "Oppa... kau tidak mau mengangkat teleponmu? Mana tahu itu penting."

"Kau mau sekali lagi? Okay... sepertinya aku sudah siap sekarang." jawabnya tidak relevan. Dengan sekali gerakan ia membalik tubuh Ily dan memulai lagi sesi percumbuannya.

"Sayang, nooo..." Ily meronta-ronta minta dilepaskan. "Aku mau-mau saja melanjutkannya kalau tidak ingat ibuku pulang ke Seoul hari ini.." ia memanjangkan tangan untuk meraih ponsel di nakas dengan kesusahan karena laki-laki itu sengaja memerangkapnya.  "Aku harus bersiap dulu, sementara kau angkat teleponmu ini."

Begitu ponsel itu ada di tangan, tanpa sengaja Ily membaca panggilan yang tertera.

Naomi Osaka memanggil...

Ily mengernyit membaca nama tidak asing itu. Ia baru ingin memperhatikan foto profilnya lamat-lamat namun sayangnya panggilannya mati dan mendadak menampilkan laman chatting yang terlihat seperti percakapan satu arah karena Lionel sama sekali tidak pernah membalasnya.

Naomi Osaka : Aku sudah berada di bandara, dan ingin bertemu...

Naomi Osaka : Aku minta maaf jika mengganggumu. Tapi aku ingin bertemu sekali saja untuk yang terakhir kali.

Saat Ily semakin mulai penasaran dengan siapa Naomi Osaka, ia mengetuk foto profilnya dan di situlah kejutannya dimulai. Dia baru menyadari dunia memang tidak sebesar yang ia kira.

"Ada hubungan apa antara kau dan Naomi Osaka?"

Dari balik selimut, kepala lelaki itu langsung menyembul ketika Ily menyebut nama itu, sekaligus menyusul kesadarannya tentang ponselnya yang sudah berada di tangan Ily entah sejak kapan.

Kedua alisnya menyatu sebelum beralih menatap Ily. "Naomi? Dia kenalanku yang tinggal di Jepang. Kami tidak ada apa-apa. Kenapa memangnya?"

"Dia meneleponmu ratusan kali. Lihat." Kata Ily sambil menunjukkan chat. "Satu jam yang lalu dia bilang kalau dia sudah berada di bandara dan ingin menemuimu." Ily mulai bergerak gusar dengan mendorong laki-laki itu menjauh. "Sepertinya aku tahu dia siapa. Bagaimana kalau kita temui dia sekarang?"

"What?" Lionel terkesiap dan berusaha mencegah Ily bangkit meraih bajunya. "Tunggu dulu. Apa maksudmu mengenal Naomi? Dia itu orang—"

Captain CasanovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang