38. Destiny (available in KK)

834 129 77
                                    

It might take a year,
It might take a day,
But what's meant to be
will always find it's way.

✈✈✈✈✈

Selain sebagai tempat minum dan berkumpul bersama teman-teman di luar jam kerja, kelab malam juga cocok sebagai tempat yang tepat untuk bersenang-senang, atau sekedar menyalurkan hasrat lewat berkenalan dengan wanita baru.

Tepatnya sejak satu tahun lalu, kelab selalu menjadi tujuan utama Lionel untuk melarikan diri dari penatnya pikiran dan luka batinnya. Meski ia tak lagi bisa tertarik pada perempuan lain selain cintanya yang pergi, tapi jika sesekali ia temui perempuan asing yang beraroma lily, tanpa pikir panjang Lionel langsung menariknya dan mengajaknya berkenalan.

Seperti saat ini. Ketika tak sengaja berjalan melintasi lantai dansa, harum lily tahu-tahu mengusik indera penciumannya, memicu desir-desir aneh yang tak mampu ia kontrol, membuatnya serta merta merampas salah satu tubuh yang ia yakini sebagai sumber aroma itu berasal, dan membawa gadis itu ke salah satu sudut dekat toilet.

Telinganya berdengung karena terlalu banyak minum. Pandangannya memburam. Darahnya makin terpompa hebat saat Lionel melumat bibir perempuan itu dengan kasar. Dalam bayangannya, perempuan ini adalah Ily. Dan ia berencana ingin mencurahkan hasratnya yang sudah berada di ujung tanduk pada kekasihnya ini, seperti yang biasa ia lakukan.

Ajaibnya meskipun Lionel bertindak kasar, perempuan ini sama sekali tidak menolak. Ia tertawa senang, bahkan dengan senang hati membalas ciuman Lionel sama panasnya.

Merasa tak sabar lagi, Lionel menarik lepas kuncir rambut wanita itu, memeluknya rapat agar ia bisa mengendus keseluruhan aroma rambutnya.

Matanya tahu-tahu terbuka. Akal pikirannya kontan terbangun. Di situ ia baru sadar sepenuhnya. Perempuan ini bukanlah Ily.

Wajahnya yang mengernyit otomatis menjauhi perempuan itu. "Maaf. Kau bukan orang yang kucari."

"Apa?" perempuan itu bingung.

"Kalau ingin melanjutkannya lagi, bisakah kau memakai sampo dan hair mist yang punya campuran vanila, lily, stroberi dan sedikit .. entahlah... Kastanye?"

Wanita yang semula senang bukan main ketika seorang pria tampan tiba-tiba menarik dan menciumnya, kini berbalik menjadi murka. "Sialan! Memangnya rambutku sebau itu sampai harus kau beri nasehat?" Setelah memukul, meludahi sepatu Lionel dan pergi menjauh, lelaki itu masih terdiam di sana, memegangi kepala, dan memijatnya dengan lelah.

Di saat-saat seperti inilah ia baru menyadari bahwa semiliar wanita yang ia datangi, tak akan mampu menggeser tahta Ily sedikit pun di hatinya. Entah bagaimana bisa perempuan itu begitu sangat pas dengan seleranya. Aroma tubuh dan rambutnya, lekuk tubuhnya, bibirnya yang penuh, sifatnya yang kadang gila, gerakannya yang spontan dan tak terbaca. Sepanjang tahun ini Lionel mencari, dari satu negara ke negara lain. Dari satu kelab ke kelab lain. Dari satu aplikasi kencan ke aplikasi kencan lain. Tak ada satupun perempuan yang seperti Ily tersedia. Seolah barang antik yang bernilai tinggi, jika sudah pecah, musnah dan hilang, ia tak akan punya pengganti lagi.

Matanya berkeliling mencari teman-temannya yang lain. Namun gagal. Pandangannya semakin buram dan berputar. Sebaiknya ia segera pergi mencari pintu keluar dan mencegat taksi atau tumpangan apapun di sana.

Captain CasanovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang