"Final approach..." David berkata saat ujung kapal terbang sudah berada di posisi terdepan landasan. Suara gemuruh menyusul begitu roda pesawat bergesekan dengan aspal landasan pacu, lalu taxi sepanjang runaway.
Kecepatan pesawat melaju semakin lambat sebelum akhirnya berhenti. Namun, sebelum benar-benar berhenti dengan baik, David sudah tidak tahan lagi dan mulai mengeluarkan kalimat yang sejak tadi bercokol di kepalanya tanpa basa-basi. "Thought you were just kidding me... Jadi kau sungguh-sungguh tidur dengannya?"
Lionel memejamkan mata, lalu menekan tombol mute, mencegah seluruh petugas bandara mendengar aibnya yang tengah dibocorkan lebih lanjut. "Aku seharusnya tidak menceritakan yang bagian itu, kan?"
"Kalau kau tidak cerita, bagaimana bisa aku membayangkan situasinya seperti apa? Jelas sekarang kau terlihat menyedihkan ketimbang saat dulu kau mengaguminya diam-diam." David geleng-geleng. "Tapi jujur aku masih bingung. Bukankah kau ingin gadis yang siap diajak bersenang-senang tanpa menuntut hubungan yang lebih serius? As your wish, Lio. Kau tidak sadar? Dialah jawaban atas harapan-harapanmu selama ini."
"But not her, please! Not her." dia mengulang dengan tegas sambil mengacak-acak rambutnya dengan frustasi. "Aku tidak mau cuma jadi teman tidurnya, itu sama sekali melenceng dari tujuan awalku. Sudah kubilang aku mau merelakan segalanya asal dia mau jadi milikku. Kupikir ini mudah, ternyata...."
"Kalau aku jadi kau, aku akan mengikuti bagaimana maunya, agar tetap bisa berada di dekatnya. Sambil menyelam, minum air. Sementara membangun kedekatan, kau bisa menebarkan pesonamu dan membuatnya jatuh cinta. Bukankah itu terlampau mudah? Aku bingung kenapa kau bisa mendadak bodoh begini dalam membuat keputusan."
Setelah pesawat sudah sepenuhnya berhenti. Ia membiarkan David memberi ucapan farewell untuk penumpang sebelum turun karena ia yakin tak bisa lagi melakukannya karena mood-nya sudah hancur total.
Kalau dia tetap melakukannya, dia pasti sudah memanggil penumpang dengan nama Ily agar segera masuk kokpit lalu memarahinya habis-habisan dan bertanya kenapa perempuan itu bisa sanggup menyakitinya sampai seperti ini? Tapi itu tidak mungkin terjadi. Dia sudah kehilangan semangat hidup, dan tenaga untuk marah sekalipun.
Apalagi menyadari kenyataan kalau perempuan itu tidak berusaha mencarinya selama hari terakhir di Maldives adalah hal yang paling membuatnya depresi.
"Lalu sampai kapan kau tidak melakukan apapun begini? Kau sungguh tidak mau menemuinya?" David sudah selesai dengan tugasnya dan kini ia melepas headset agar bisa menaruh fokus penuh pada sahabatnya yang bernasib tragis ini.
"Aku masih belum siap menghadapinya. Mungkin... besok atau entah."
"Besok atau entah?" David mengulang kalimatnya lalu tertawa mengejek. "Kau sudah banyak menghadapi hubungan dengan beragam jenis perempuan. Cuma begini saja nyalimu pada Jung Il-Lee? Pergi dan temui dia untuk minta maaf sebelum kakakmu yang lebih dulu menerkamnya."
"Kalau dia benar-benar menyukaiku, bukankah dia yang seharusnya datang sendiri padaku dan menjelaskan sikapnya? Jelas-jelas dia yang salah, Dave. Kenapa aku yang harus minta maaf?"
David merubah posisi duduknya dan menatap kawannnya itu lebih serius dari yang sebelumnya. "Sepertinya dia berbeda dengan wanita lainnya. Percayalah, dia tidak akan mencarimu, Lio. Kau yang harus menurunkan ego untuk minta maaf padanya. Mau bertaruh?"
✈✈✈✈✈
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain Casanova
Romantizm(21+ | FF MinGo) Lionel Juno seorang kapten pesawat yang casanova, dipertemukan kembali dengan Iliana Jung, seorang junior co-pilot-nya yang banting setir menjadi seorang selebgram, dalam romantisnya malam Maldives. Seiring terkuaknya cara kerja tak...