Setelah mencuci satu-satunya buah apel yang ia beli, Lionel menggigitnya lalu memandanginya dengan perasaan tak menentu. Memikirkan tentang bayi yang melemparkan buah ini padanya. Dan tentang ibu sang bayi yang begitu mirip dengan Ily.
Mungkinkah sekarang dia bisa menghalusinasikan sesuatu yang sejak lama menjadi impiannya .. seperti sebuah keluarga kecil yang hangat dan bahagia?
Sebuah kaleng minuman tahu-tahu terlempar mengenai tengkuknya, membuatnya terkejut. "Hei, Tokai." Umpat David. "Kau kusuruh datang menemaniku di sini biar aku punya teman mengobrol. Bukannya membiarkan aku bengong sendiri sementara kau melamun di sana."
Lionel yang kesal, kontan bangkit berdiri dan hendak memukul perut David. Namun urung karena dia cukup terhibur melihat David panik ketakutan kalau dirinya benar-benar berencana menghancurkan jahitan operasinya. "Memangnya pacarmu kemana?"
"Kau seperti tidak tahu kelakuan Su-Min saja." Decaknya kesal. "Pasti sedang bertemu temannya. Entah pria atau wanita, aku sudah tidak peduli."
✈✈✈✈✈
"Sayang Sayangkuuuu, ...!!!" Dari kejauhan, Julio berteriak. Langkahnya berderap heboh mengguncang seisi lorong, mengundang tatapan sinis keluarga pasien yang terganggu mendengar lengkingan tingginya.
Sontak, Ily mendelik melihat huru-hara yang diperbuat pria berpakaian mencolok mata itu. "Kau bisa diusir dari rumah sakit kalau mulutmu berteriak selebar itu."
Baru ingat sekitarnya, Julio otomatis menutup mulut kemudian duduk di sisi Ily, terpana melihat bayi dalam gendongannya. "Astaga, anakku... Sky. Cantik sekali. Ini Bibi Juju yang sering FaceTime denganmu tiap malam? Masih ingat?"
Bayi itu menatapnya beberapa saat sebelum kemudian tersenyum lebar.
"Nah, dia mengenaliku. Dia mengenaliku!" Seru Julio senang dengan mata berkaca-kaca lalu mengambil alih Sky dari gendongan Ily tapi Ily malah memukul tangannya.
"Kau sudah cuci tangan?"
"Sudah. Tenang saja. Aku sudah pakai antiseptik di depan tadi." Tak bisa lagi menahan kegemasannya, Julio mencium pipi Sky, mengajaknya berdansa, dan berputar-putar.
"Oh Sayang, akhirnya kita bertemu juga. Sudah lama ya, menungguku? Mau jalan-jalan atau istirahat di hotel sekarang?""Sebenarnya aku masih menunggu Ibuku yang sedang mengobrol dengan dokternya.." sahut Ily muram sambil melirik sekilas ke pintu ruang rawat yang tertutup.
Muka Julio berubah serius. "Ayahmu sudah bertemu Sky?"
"Sudah. Walaupun cuma sebentar. Kita tidak diijinkan lama-lama berada di dalam. Rencananya Sky mau kutitipkan daycare dulu biar dia bisa tidur nyaman."
"Tidak perlu. Kau bisa mempercayakannya padaku." Saat Ily memandangnya dengan ragu, Julio cepat-cepat menyahut. "Tolong jangan memandang sebelah mata pendidikan keperawatanku meski aku belajar tidak sampai lulus. Apa saja yang perlu kubawa sekarang?"
"Kau yakin bisa melakukannya?"
Kesangsian Ily membuat Julio mendengus tidak terima. "Aku bisa. Sangat bisa melakukannya. Sudah terbukti sejak lama kalau jiwaku lebih keibuan ketimbang dirimu. Bedanya saja kau punya rahim, aku tidak. Mungkin punya tapi tidak berfungsi."
Meski keyakinannya belum 100 persen, Ily kemudian menjelaskan berbagai macam perlengkapan bayi yang disimpan di dalam diaper bag itu. Julio mengangguk paham dan memasang gendongan di depan tubuhnya agar Sky semakin nyaman.
Bayi itu terlihat senang bukan main digendong Julio, padahal Sky selalu memasang raut waspada dan butuh beberapa waktu penyesuaian sebelum ia bersedia digendong orang baru. Melihat kedekatan mereka yang terjalin tak perlu waktu lama membuat Ily sedikit bisa bernapas lega.
"Tolong bacakan cerita jika dia mulai bosan."
"Iya."
"Tiap kali ganti popok, jangan lupa bersihkan dengan tisu basah dan oleskan krimnya. Kulitnya sedikit sensitif akhir-akhir ini. Dan tolong cuci bersih sayurannya sebelum kau mengkukusnya."
"Iyaaa."
Julio sudah berjalan menjauh, tapi Ily masih saja mencemaskannya. "Ju..."
Lelaki itu berbalik dengan lelah. "Apa lagi?"
"Kau tidak sedang terjangkit virus apapun, kan?"
Julio memutar bola matanya dengan jengah, merasa tak perlu menjawab pertanyaan Ily dan kembali melanjutkan langkahnya.
Ily menarik dan menghembuskan napas berkali-kali berusaha untuk tenang. Semenjak mengetahui Sky hidup di perutnya, pikiran Ily tak pernah bisa santai. Dia selalu mencemaskan berbagai hal, dan memikirkan benda sekecil apapun yang mungkin bisa mencelakai atau melukai Sky. Lantaran sekarang hidupnya hanya melulu untuk Sky seorang, sampai-sampai kebahagiaan dan ketenangan dirinya tak lagi menjadi prioritas utama yang ia pikirkan.
Setelah setidaknya hatinya tenang, barulah ia mampu merasakan kelaparan melanda perutnya. Kalau dulu ia bisa makan tenang empat sampai lima kali sehari, sekarang... melewatkan satu kali makan tanpa gangguan saja sudah merupakan anugerah. Tapi justru kesendirian dan kesenyapan semacam ini rasanya aneh dan tidak biasa untuknya.
Baru saja langkah Ily keluar dari lift, hendak berbelok ke arah kafetaria rumah sakit, seseorang tahu-tahu meneriaki namanya dengan kencang.
"Ily!? Ily kaukah itu?"
Walau terkejut dan tak menyangka bisa bertemu di sini, Ily tak punya pilihan lain selain menghadapinya. "Oh, hai... Su-Min."
Su-Min menutup mulutnya. Ia sendiri tidak menyangka bisa bertemu dengan Ily setelah sekian lama. Rautnya lantas berubah tegas dan mengeras.
"Banyak sekali yang harus kita bicarakan, bukan?"
Takut Ily akan kabur sekali lagi, Su-Min pun meraih tangannya, menggenggamnya kuat-kuat. Menariknya ke salah satu sudut taman rumah sakit yang sepi, barulah Su-Min memuntahkan tanya yang sejak dulu ia pendam di kepala.
"Jadi begini ya hobi barumu. Sengaja menghilang biar dicari. Liburan kemana saja kau selama ini?"
To be continued...✈✈✈✈✈
Buat yg penasaran kehidupan pernikahan Ily dan Benji... Dan gimana struggle-nya perjuangan Lionel buat dapetin Ily lagi, sila Baca lanjutannya bab 37-49 telah tersedia di karya karsa..
1. Download karyakarsa di playstore
2. Buat akunnya
3. Search hazelianataKamu bisa beli dengan harga satuan per bab.
4. Disarankan beli dengan menggunakan shopeepay atau gopay biar tidak kena biaya admin
Silakan beli buat yg ketinggalan baca, atau buat pembaca ongoing yg pengen mengulang kisah sendu mereka.
Yg berbayar adalah salah satu masterpiece yg mungkin aku ga akan bs bikin cerita seperti itu lagi. Aku bakal jamin alur ceritanya ga terduga dan sedihnya sampe ke tulang.
It's so worth it
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain Casanova
Romansa(21+ | FF MinGo) Lionel Juno seorang kapten pesawat yang casanova, dipertemukan kembali dengan Iliana Jung, seorang junior co-pilot-nya yang banting setir menjadi seorang selebgram, dalam romantisnya malam Maldives. Seiring terkuaknya cara kerja tak...