Although we've come
To the end of the road
Still I can't let go
It's unnatural
You belong to me
I belong to you✈✈✈✈✈
Tenggorokan Julio tercekat melihat sosok yang tengah berdiri di luar pintu melalui kamera interkom. Dia tahu cepat atau lambat harus menghadapi kenyataan ini meski rasanya sampai kapan pun hatinya pun tidak akan kuat. Bahkan kalau bisa, ia minta diijinkan menangis sebentar saja sebelum membuka pintu itu.
"Ju..." Ily menyahut dari sofa tempat ia duduk. Dia mengangguk pelan. "It's okay."
Ragu dan gemetar, Julio perlahan membukanya, menatap canggung pada pria tinggi di baliknya. "Ah .. captain ssi."
Tanpa merasa perlu permisi lagi, Lionel langsung menerobos masuk, menabrak keras bahu Julio, dan mendapati Ily duduk di sofa panjang, dengan tatapan kosong.
Napasnya terhembus lega seiring dengan kakinya yang melangkah lebar-lebar mendekati gadis itu hingga ia bersimpuh di hadapannya. "Sayang, kau---" terkejut kala Lionel menyentuh kulit pipi Ily yang sedingin es, membuatnya sejenak menelusuri wajah yang telah lama tidak ia temui selama beberapa hari itu. Perempuan itu seperti sedang sakit karena tampak letih dan lemah.
Merasa tidak tepat bertanya mengapa ia tidak memberi kabar apapun sejak kemarin, Lionel memilih menggenggam tangan Ily erat. Berusaha mengirimkan hangat agar ia tak lagi beku. "Sayang, soal kemarin... Aku minta maaf. Aku salah. Seharusnya aku tidak berkata-kata buruk seperti itu. Seharusnya aku mengejarmu dan menahan kepergianmu selagi aku punya kesempatan. Seharian kemarin aku mencarimu, dan aku di sini sama sekali tak menyalahkanmu karena aku pantas mendapatkannya. Jadi tolong jangan menghilang lagi. Tolong jangan siksa aku lagi."
Saat Ily memejamkan mata, bulirnya turun tak bisa sempat ia tahan. Rasanya sakit sekali. Ia ingin menangis dengan keras namun justru membuat bahunya gemetar hebat karena sekuat tenaga menahannya.
"Ily..." Lionel tak menyangka sikapnya yang egois saat itu begitu melukai Ily sampai sedalam ini. Gadis itu menangis tergugu. Dan ia sama sekali tak pernah melihat Ily menangis separah ini.
"Tolong katakan sesuatu... Kau harus tahu kalau aku sangat menyesal. Sekarang kau boleh memakiku apa saja. Kau boleh---"
"Mari kita putus."
Otot-otot kaki Lionel lemas seketika, ia jatuh terduduk berharap yang ia dengar salah. "Apa?"
"Aku ingin putus karena sudah tidak ada kecocokan lagi di antara kita." Disodorkannya kotak perhiasan kecil berisi cincin pertunangan mereka yang sejak tadi Ily genggam, sampai kembali pada pemiliknya. "Aku ingin mengembalikan ini. Dan semua barang yang pernah kau beri, biar Julio yang mengurusnya."
Lionel semakin tak menemukan kata. Ily ternyata telah menyiapkan semuanya, bahkan sebelum ia datang.
"Kalau ini masih soal ibuku, aku janji tidak akan memaksamu lagi, Sayang. Aku akan bersabar menunggumu sampai kau benar-benar siap. Aku pun akan menerimanya kalau kau masih ragu dengan pernikahan. Tapi tidak dengan jalan berpisah seperti ini. Aku tidak akan bisa menerimanya, sampai kapanpun. Kita tidak boleh berpisah. Kita tidak pernah berpisah. Tidak akan!" Lionel membuka kotak perhiasannya, berusaha kembali menyematkan cincin itu. Tapi Ily menepis. Ia menggeleng kuat-kuat.
"Kenapa?" Suara Lionel kian meninggi karena frustasi. "Ada apa denganmu? Kenapa aku tidak mengenal Ily-ku yang dulu ada pada dirimu?! Kau sebenarnya siapa?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain Casanova
Romance(21+ | FF MinGo) Lionel Juno seorang kapten pesawat yang casanova, dipertemukan kembali dengan Iliana Jung, seorang junior co-pilot-nya yang banting setir menjadi seorang selebgram, dalam romantisnya malam Maldives. Seiring terkuaknya cara kerja tak...