The past like the future,
is indefinite and exist only as a spectrum of possibilities.✈✈✈✈✈
Begitu mendengar dari Lee Young-Ae kalau Lionel kembali ke rumah ibunya sejak hari kemarin, Maria langsung bergegas ke sana dengan beragam reaksi yang tertimbun di dadanya. Rindu, marah, dan penasaran.
Rindu karena Maria sudah tak lagi melihat Lionel setelah kejadian malam itu, marah karena baru kali ini Lionel mengabaikan panggilan dan pesan-pesannya... Sekaligus penasaran soal bagaimana kabar hubungannya dengan perempuan itu.
Menghempas pintu kamar yang tidak terkunci dengan berisik, Maria sontak melemparkan diri ke ranjang, menemukan Lionel masih bergelung di bawah selimut dengan mata terpejam.
"Hei bangun, sialan!!" Perempuan itu mengguncang-guncang bahu Lionel penuh emosi. "Banyak sekali dosa yang harus kau tebus padaku sejak kau meninggalkanku di jalan begitu saja malam itu. Lalu seenaknya kau malah menghilang tanpa kabar selama berminggu-minggu! Memangnya kemana saja kau selama ini???"
Seolah tidak peduli dan tidak terganggu sedikitpun, Lionel makin menaikkan selimutnya hingga menutupi telinga.
"Junoooo-ya!!!" Suara itu kian melengking. "Tolong bangun dan jelaskan semuanya padaku."
Seolah sudah cukup terbiasa dengan keributan yang diperbuat gadis itu, Lionel akhirnya terduduk meski menahan kesal setengah mati harus mengakhiri tidurnya yang paling nyenyak hanya demi menanggapi perempuan manja ini.
Maklum saja, sifatnya yang selalu menuntut perhatian sebenarnya muncul semenjak ibunya meninggal saat Maria baru berumur 6 tahun. Didukung dengan Young Ae yang terlalu berlebihan dalam memanjakannya, seolah takut putri sahabat karibnya itu kekurangan kasih sayang seorang ibu, Maria pun tumbuh menjadi sosok gadis yang manja dan selalu merengek tiap kali keinginannya tidak terpenuhi.
"Apa maumu sebenarnya?" Lionel menyahut dengan suara rendah dan parau.
"Aku tadi bertanya, kemana saja kau selama ini?" Ulang Maria gemas. "Asal kau tahu saja, aku telah mengunjungi apartemen yang kau miliki satu persatu sampai lelah dan selalu berakhir kecewa. Cuma petunjuk gunung dan ladang kanola yang kau update di SNS-mu tiga hari lalu, itupun seandainya aku tahu gunung mana yang sedang kau daki, jelas saja aku akan segera meluncur ke sana."
Lionel menghela napas dalam-dalam, kemudian perlahan bangkit berdiri membuka selambu kamar tidurnya dengan remote control. "Lagi pula ada apa kau mencariku? Rindu, ya?"
"Maaf sekali. Tapi sejak kapan aku merindukan pria sepertimu? No, no way!" Maria mendengus dengan nada mengejek. Meski begitu, rasa penasarannya belum surut. Dia siap membrondong dengan jutaan pertanyaan lainnya yang bercokol di benaknya. "Jadi kemarin kau berlibur dengan pacar barumu? Lalu bagaimana dengan dia yang selingkuh itu? Apakah kau langsung memutuskannya saat itu juga?"
Kontan, alis Lionel bertaut menatap Maria dengan tatapan tidak mengerti. "Tentu tidak. Kenapa aku harus putus dengannya?"
"Karena dia jelas-jelas jalan dengan pria lain, kan?"
"Aku juga jalan dengan kau, Clark. Maka kuanggap saja itu impas."
Termangu beberapa saat dan melihat Lionel berjalan ke arah pintu, Maria buru-buru mengejar dan menahannya. "Jadi kalian tidak putus dan kemarin kalian liburan bersama?"
"Kenapa kau ingin tahu? Yang jelas kita baik-baik saja. Sekarang mana ibuku? Aku belum bertemu dengannya sejak tiba tengah malam kemarin." Mata lelaki itu menyapu keseluruhan ruang tengah rumahnya yang luas sementara indera penciumannya mengendus aroma masakan yang sedap. "Moooom? Kau dimana? Aku sungguh ingin makan enak pagi ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain Casanova
Romance(21+ | FF MinGo) Lionel Juno seorang kapten pesawat yang casanova, dipertemukan kembali dengan Iliana Jung, seorang junior co-pilot-nya yang banting setir menjadi seorang selebgram, dalam romantisnya malam Maldives. Seiring terkuaknya cara kerja tak...