All I want is just to stay
You can't shake me
I would never dare
Let go
Through the talkin' and the walkin'
I will give you all my lovin'✈✈✈✈✈
Semenjak keluar dari ruang baca siang hari itu, sikap Ily mendadak berubah seratus delapan puluh derajat. Binar dalam matanya yang biasanya berkilat-kilat kini redup. Rautnya murung, tatapannya sayu. Jiwanya seolah tak berada bersama raganya. Ia pun menolak setiap makanan yang disajikan, tak menyentuhnya barang sedikitpun. Tiap kali Benji bertanya pikiran apa yang tengah mengganggunya, Ily tetap pada pendiriannya, bergeming, menggeleng, tak mau menjawab.
Padahal di relung hati yang terdalam, Benji ingin terus diberikan kesempatan mendekap setiap duka dan luka hati Ily. Ia sama sekali tidak mau membiarkan Ily berjalan tertatih menanggung bebannya sendirian.
Namun tiap kali perempuan itu menjadi keras kepala dan mulai membatasi mereka berdua dengan palang tak kasat mata, Benji tidak ingin lebih jauh memaksa kehendaknya. Lebih baik ia mengalah, walau dengan segumpal sesak di dada.
Meski tanpa diberi secuil penjelasan pun, ia sendiri telah mampu menduga dari mana akar masalah ini bermuara.
Pasti ini masih tentang dia, bayangan lain yang sejak dulu terus menghantui mereka. Hubungan antara Ily dengan dia-nya yang masih belum jua terselesaikan dari dulu hingga kini dan entah sampai kapan batas akhirnya. Benji tidak mau menerka. Dia hanya berusaha mencerna lewat makna apa yang telah tersirat.
Sky yang sampai saat ini masih belum kembali. Dan Ily yang berubah murung seharian penuh.
Benji memang diam, tapi sebenarnya dia tengah berpikir keras.
Selama berada di sini, Ily dan dia mungkin sempat bertemu---atau bisa jadi sering bertemu. Bisa jadi dia pun telah mengetahui tentang Sky dan segala hal yang telah tersembunyi rapat selama ini.
Jelas tak ada yang lain. Rasanya cuma hal itu yang mampu menimbulkan konflik baru hingga membuat Ily muram seperti ini.
Semakin bersedih hati karena Ily tetap mengabaikan kepeduliannya, Benji akhirnya pergi beranjak membuka pintu balkon dan duduk menyendiri di sana. Segenap pekat takut dan sesaknya serta bising di kepala yang nyaris membawa gila sedang berusaha ia redamkan. Ia sudah melangkah sejauh ini, dan ia yakin apa yang telah ia perjuangkan tidak akan menghasilkan kesia-siaan. Justru proses ini, ia harapkan akan menjadi babak baru dalam hidupnya. Tak perlu bersikeras, Benji hanya perlu menyiapkan dirinya berkutat dalam pertarungan sekali lagi.
Sampai dirasa hatinya jauh lebih tenang, ia pun masuk kembali dan menemukan perempuan itu sudah jatuh terlelap meringkuk di atas sofa dengan tv masih menyala dan memeluk lutut. Ada jejak air mata yang dapat Benji lihat sebagai hasil dari serpihan-serpihan luka yang ia pendam sendiri.
Benji membawa tubuh Ily, merebahkannya di tempat tidur. Sementara tangan Ily mencengkram kaos Benji, alisnya bertaut gelisah dalam tidurnya.
"Password-nya... Kapten Dragon?" Gumamnya lirih. Benji menghela napas.
Bukan kali pertama. Sepanjang pernikahan, ia tidak lagi terkejut tiap kali mendengar igauan dibalik tidur Ily yang selalu menyebut nama dia. Hampir setiap saat tiap kali perempuan itu lelah dan terlihat bersedih, Benji bisa dengan yakin memastikan bahwa nama itu akan kembali ia dengar dalam ketidaksadaran Ily saat tidur nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain Casanova
Romance(21+ | FF MinGo) Lionel Juno seorang kapten pesawat yang casanova, dipertemukan kembali dengan Iliana Jung, seorang junior co-pilot-nya yang banting setir menjadi seorang selebgram, dalam romantisnya malam Maldives. Seiring terkuaknya cara kerja tak...