Captain Casanova

54. Brand New Day

It's a brand new day
No matter what they say
You shine until you turn around
And blast the past away

It's a brand new day
Yesterday's gone
The game is on, it's time to jump
And take a leap of faith
It's a brand new day

✈✈✈✈✈

Lotte World, Seoul. Awal musim gugur.

"Welcome back to the Club Cessna Ninety, Captain. It's been a long long time since lately." David menyambut kedatangan Lionel malam itu dengan penuh semangat dan kegembiraan. Pasalnya, semenjak sahabatnya itu pindah bekerja di maskapai komersial, hubungan mereka tak lagi serekat dulu yang selalu saja ada waktu untuk bersenang-senang tiap kali pulang terbang.

"Don't address me like that, Bastard." Lionel memukul pelan dada David sebelum menyapa teman-teman yang lain.

Selanjutnya giliran David menyapa gadis yang sejak tadi berjalan di belakang Lionel. "Oh, hei girl. Bagaimana penerbangannya tadi? Lancar?"

"Turbulensi sedikit. Tapi okay. Bisa tertangani dengan baik." Jawab Hea diiringi tawa kecil. "Oya. Apakah aku harus punya Cessna 90 dulu baru boleh masuk menjadi keanggotaan?"

"Tidak sama sekali! Kau cuma butuh lisensi untuk masuk ke dalam geng kami. Oh ya, kenalkan. Ini istriku, Nam Su-Min. Kalian pasti baru pertama kalian bertemu, kan?"

"Oh ya. Hai, Su-Min. Aku Hea. Senang berkenalan denganmu..."

"Hai." Sama sekali tidak terlihat ramah, Su-Min hanya menyapanya singkat kemudian beranjak pergi begitu saja.

Di tengah situasi itu, David cukup kebingungan memilih antara menenangkan istrinya yang merajuk atau menyilakan Hea duduk menempati sofa kosong yang ditinggalkan istrinya. Akhirnya ia memilih pilihan kedua. "Duduklah, Hea. Pesanlah minum dan makan sesukamu."

"Karena semuanya sudah berkumpul, mari kita bicarakan destinasi menyelam kita besok." Bobby menggosok-gosok tangannya dengan tidak sabar. "Siapa yang sudah menentukan lokasinya?"

"Tolong pilihlah lokasi menyelam yang lebih jauh. Aku sudah cukup bosan dengan Jeju." Keluh Woo-Jin.

Joe berbicara sambil menggulir ponselnya. "Menurut internet.. diving seluruh dunia yang terbaik ada di Indonesia dan... Maldives. Pilihannya mengerucut pada dua negara itu."

Kalimat Joe serta merta mengundang helaan napas dari Lionel. "Okay, Indonesia saja."

"Why? Sepertinya Maldives juga lumayan."

Sambil meneguk minuman kalengnya, Lionel  berpendapat. "Aku pernah ke sana dan menurutku itu biasa saja."

""Kau bercanda, ya? Airnya sangat jernih sampai-sampai kau bisa melihatnya dari tepian." Sela Bobby.

David yang mengetahui kenapa Lionel bereaksi seperti itu berusaha keras menahan tawanya kemudian melerai perdebatan mereka. "Maldives indah jika kau hanya menyelaminya untuk hiburan semata. Tapi itu tidak benar-benar mengasah kemampuan kalian karena lautnya terlalu dangkal untuk dijelajahi." David lantas menepuk meja sebagai tanda keputusan. "Okay, maka kita putuskan saja tujuan diving kita nanti adalah Bali."